Abkhazia-Ossetia Selatan Tidak Ingin Gabung Rusia

Ingin tetap berdiri sendiri

Jakarta, IDN Times - Dewan Keamanan Abkhazia, Sergey Shamba, menyatakan bahwa tidak ada pihak politik yang mendorong untuk bergabung dengan Rusia. Hal itu disampaikan Shamba pada Jumat (25/8/2023), setelah mendengar ungkapan dari mantan Presiden Rusia, Dmytry Medvedev. 

Pada Rabu, Medvedev mengungkapkan bahwa Rusia akan mencaplok teritori pecahan Georgia, Abkhazia dan Ossetia Selatan apabila jadi bergabung dalam NATO.  Ia pun menyebut mayoritas warga di kedua wilayah pro-Rusia itu ingin bergabung menjadi bagian dari Rusia. 

Baca Juga: Rusia Minta Keamanan PLTN Zaporizhzhia Dibahas di KTT NATO

1. Abkhazia hanya ingin berhubungan baik dengan Rusia

Shamba menjadi salah satu politikus yang menyatakan protesnya terhadap ungkapan Medvedev. Namun, ia tetap ingin hubungan Abkhazia dan Rusia tetap erat dan menjadi sekutu dekat. 

"Abkhazia menginginkan hubungan dekat dan menjadi sekutu Rusia. Namun, di saat yang sama, tidak ada dorongan politik di dalam republik terkait deklarasi keinginan bergabung ke dalam Federasi Rusia," tutur Shamba, dilansir OC Media.

Selain Shamba, seorang veteran dan mantan pejabat Abkhazia, Aslan Kobakhia turut mengomentari dan menolak pernyataan Medvedev. 

"Ini sangat tidak hormat di malam pengakuan internasional Abkhazia, kita mendengar terkait kemungkinan perubahan status negara dari seorang yang menandatangani dekrit pengakuan terhadap kemerdekaan kita," ungkapnya. 

Baca Juga: Rusia Ancam Aneksasi Teritori Pecahan Georgia

2. Ossetia Selatan tidak menanggapi pernyataan Medvedev

Sama seperti di Abkhazia, situasi di Ossetia Selatan masih diam dalam menanggapi publikasi dari Medvedev. Namun, mantan Menteri Luar Negeri Ossetia Selatan, David Sanakoyev turut berkomentar bahwa ini tergantung dari pandangan masyarakat. 

"Saat ini tidak ada konsensus terkait isu Ossetia Selatan dan ini seharusnya tergantung dari keinginan masyarakat. Rakyat Ossetia Selatan yang berhak menentukan keputusan tersebut," tutur Sanakoyev.

Ia pun menyatakan kritikan bahwa isu bergabung dengan Federasi Rusia kerap dipolitisasi untuk meraup suara. Pada 2022, Anatoly Bibilov berjanji akan menggelar referendum bergabung dengan Rusia, tapi inisiatif itu dicabut setelah Presiden Alan Gagloyev terpilih. 

Di sisi lain, penasehat Presiden Gagloyev, Vyacheslav Gobozov sempat mengumumkan dukungan terhadap rencana Ossetia Selatan menjadi anggota Union State bersama Rusia dan Belarus. 

3. Sebanyak 6 warga Ukraina dilarang masuk ke Georgia

Abkhazia-Ossetia Selatan Tidak Ingin Gabung RusiaOrang yang membawa bendera Ukraina. (pexels.com/@mutecevvil)

Pekan lalu, petugas penjaga perbatasan Georgia melarang masuk enam warga Ukraina ke negaranya. Mereka dinyatakan tidak boleh masuk ke dalam teritori negara Kaukasus tersebut. 

Dilaporkan Jam News, 5 dari 6 warga Ukraina tersebut merupakan mantan narapidana di Kherson yang dibawa ke Rusia dalam menyelesaikan masa tahanannya. Seorang warga Ukraina lainnya masuk ke Rusia dan ditempatkan di kamp khusus dan telah dibebaskan.

Sejumlah aktivis hak asasi manusia (HAM) terus berupaya membantu orang tersebut untuk dapat masuk ke Georgia dari Rusia. Keenam orang tersebut kini berada di area buffer dan terancam diculik oleh pasukan Rusia.  

Menurut informasi dari ibu salah satu warga Ukraina yang terlantar itu melaporkan terdapat beberapa aparat keamanan Rusia yang masuk ke zona penyangga untuk menculik salah satu dari mereka. Namun, mereka berhasil melawan dan kabur. 

Baca Juga: Georgia Larang Mobil AS Diekspor ke Rusia-Belarus Lewat Negaranya

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya