Belarus Bisa Gabung ke Rusia, Ukraina Tawarkan Pakta Nonagresi

Ukraina berjanji tidak akan serang Belarus

Jakarta, IDN Times - Presiden Belarus, Alexander Lukashenko mengungkapkan bahwa Ukraina menawarkan pakta nonagresi. Pernyataan itu disampaikan pada Selasa (24/1/2023), di tengah ketegangan kedua negara dan ditempatkannya tentara Rusia ke negaranya. 

Sejak akhir 2022, tensi Ukraina-Belarus terus memanas setelah muncul isu keduanya akan menyerang satu sama lain. Bahkan, militer Ukraina sudah menyiapkan pertahanan khusus untuk membendung kemungkinan serangan tentara gabungan Rusia-Belarus dari utara. 

Baca Juga: Ukraina Jamin Stok Batu Bara-Gas Musim Dingin Aman: Gak Bakal Gelap!

1. Lukashenko menganggap Ukraina terus tingkatkan kapasitas militernya

Belarus Bisa Gabung ke Rusia, Ukraina Tawarkan Pakta NonagresiPresiden Belarus, Alexander Lukashenko saat berkunjung ke pangkalan militer Obuz-Lesnovsky. (president.gov.by)

Pernyataan Lukashenko di atas disampaikan dalam pertemuan dalam jajaran pemerintahannya pada Selasa. Pada pertemuan itu, ia menegaskan bahwa rangkaian insiden pada 2020 tidak boleh terulang kembali di Belarus. 

"Peristiwa tahun 2020 tidak boleh terulang kembali. Ini adalah situasi yang buruk di seluruh negeri, termasuk di Ukraina. Apabila kita tidak selamat pada tahun itu, terkait masalah pandemik, pra-pemilu dan usai pemilu. Maka, dipastikan negara kita akan berakhir lebih buruk dari Ukraina," papar Lukashenko, dilansir Belta.

Ia juga mengungkapkan ketidakpahamannya soal tawaran pakta non-agresi dari Ukraina. Padahal, Lukashenko menganggap Ukraina tidak pernah berhenti mempersenjatai dan melatih tentaranya. 

"Ukraina terus melatih tentara dan pasukan ekstremisnya. Saya tidak tahu kenapa Ukraina membutuhkan ini. Di satu sisi, mereka ingin agar kita tidak mengirimkan tentara ke Ukraina. Mereka menawarkan pakta nonagresi. DI sisi lain, mereka menyiapka alat peledak dan persenjataan bagi mereka," tuturnya.

Baca Juga: Rusia dan Belarus Gelar Latihan Militer, Ukraina Bersiap!

2. Zelenskyy jelaskan bahwa Ukraina tidak akan menyerang Belarus

Belarus Bisa Gabung ke Rusia, Ukraina Tawarkan Pakta NonagresiPresiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy (instagram.com/zelenskiy_official)

Menanggapi pernyataan Lukashenko soal pakta non-agresi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan bahwa negaranya memang tidak berniat dan tidak akan menyerang Belarus. 

"Kita tidak akan menyerang Belarus. Ini adalah sinyal penting dari seluruh warga Ukraina kepada warga Belarus. Ini sangat penting bagi kami bahwa Belarus tidak kehilangan kemerdekaannya dan tidak bergabung dalam perang meski dapat pengaruh kuat dari negara lain," terangnya, papar Zelenskyy, dikutip Interfax.

Presiden Ukraina itu juga meyakinkan bahwa mayoritas warga dan tentara Belarus tidak ingin menggunakan senjatanya dalam melawan Ukraina. Namun, ia mengritik soal diperbolehkannya tentara Rusia berada di Belarus. 

"Pasukan Rusia mungkin berada di berbagai negara. Mereka percaya bahwa mereka punya semacam schengen militer. Maka dari itu, ini tergantung pada suatu negara dalam menghargai penduduk dan kepemimpinan negara tertentu. Sebaiknya mereka tidak membiarkan tentara negara lain berada di teritorinya,"

Baca Juga: Ukraina Siapkan Pertahanan Khusus di Perbatasan Belarus

3. Pushilin anggap pakta nonagresi Ukraina sebagai upaya menghabiskan waktu

Pemimpin Republik Rakyat Donetsk, Denis Pushilin mengatakan pada Selasa bahwa pakta nonagresi dari Ukraina ini hanyalah inisiatif belaka. Ia menganggap ini hanya dilakukan untuk menghabiskan waktu, seperti halnya perjanjian Minsk. 

"Sejujurnya, Kiev menginisiasi perjanjian pakta non-agresi dengan Belarus sebagai ide perdamaian. Namun, kami punya contoh, yakni perjanjian Minsk. Perjanjian itu hanya berfungsi memakan waktu dan mengirimkan senjata ke Ukraina Harus diingat bahwa ini berasal dari otoritas kriminal dan semua di baliknya," tulis Pushilin, dilansir TASS.

"Rezim Ukraina sangat terbiasa untuk menyamarkan imoralitas dan kemunafikan dalam kebijakannya sebagai bentuk heroisme dan kemanusiaan untuk penduduk dalam negeri. Mereka berpikir bahwa hipokrisi ini juga akan berfungsi dalam hubungan internasional," imbuhnya. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya