Cegah Agresi, Serbia Setop Ekspor Senjata dan Amunisi

Takut senjata dikirim ke Ukraina

Jakarta, IDN Times - Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, mengungkapkan rencana melarang ekspor senjata api dan amunisi ke luar negeri. Mengingat situasi di perbatasan Serbia-Kosovo saat ini yang tidak kondusif dan kian memanas. 

Serbia tengah digegerkan dengan masalah kekerasan usai dua insiden penembakan massal dalam 24 jam pada April lalu. Vucic pun sudah memberlakukan amnesti senjata ilegal dan menginstruksikan pemilik menyerahkan senjatanya kepada otoritas setempat. 

Baca Juga: Kosovo Tetapkan 2 Organisasi Etnis Serbia sebagai Teroris

1. Vucic takut senjatanya disalahgunakan di luar negeri

Cegah Agresi, Serbia Setop Ekspor Senjata dan AmunisiPresiden Serbia, Aleksandar Vucic (instagram.com/avucic)

Vucic mengatakan bahwa rencana larangan ekspor senjata api dan amunisi ini akan ditandatangani pekan depan. Ia menyebut bahwa kebijakan ini penting demi kepentingan nasional yang terus mendapat ancaman dari luar. 

"Kami akan mengecek bagaimana kontrak mengenai senjata dan amunisi berlaku. Semua harus disiapkan dengan baik, terutama mengenai kemungkinan serangan terhadap Republik Serbia," ungkap Vucic pada Kamis (6/7/2023), dikutip Balkan Insight.

"Serbia tidak mempersiapkan untuk menghadapi perang apapun dan sudah melakukan segala cara untuk mengurangi ketegangan. Namun, semuanya tidak hanya bergantung pada kami," sambungnya. 

Meskipun Serbia tengah bersitegang dengan Kosovo dalam beberapa pekan terakhir. Pengumuman tersebut rupanya dipublikasikan setelah adanya laporan senjata buatan Serbia yang berakhir di Ukraina. 

Baca Juga: Tersinggung Pernyataan Presiden Vucic, Slovenia Panggil Dubes Serbia

2. Terdapat laporan senjata buatan Serbia di Ukraina

Pada Juni, Vucic mengakui bahwa memang mungkin ada senjata dari Serbia yang berakhir di Ukraina lewat pihak ketiga. Namun, ia menolak klaim dari Amerika Serikat (AS) bahwa Serbia mengirimkan senjata ke Ukraina. 

"Laporan tersebut sangat mungkin terjadi? Saya tidak meragukan bahwa ini mungkin akan terjadi. Lalu, apa alternatif bagi kami? Tidak memproduksi senjata? Tidak menjualnya?" terang Vucic. 

Dalam foto yang tersebar di media sosial menunjukkan bahwa roket 120-mm yang diproduksi oleh pabrik senjata Krusik berada di Ukraina. Foto itu menunjukkan senjata asal Serbia itu masih baru diproduksi pada 2023. 

Media Rusia memberitakan bahwa roket buatan Serbia tersebut diekspor ke Ukraina secara tidak langsung. Senjata diekspor melalui negara perantara, seperti Turki dan Slovakia. 

Baca Juga: Serbia Minta NATO Lindungi Rakyatnya di Kosovo

3. Polisi Kosovo kembali masuk ke Serbia

Kepala pemerintah Serbia di Kosovo, Petar Petkovic mengatakan bahwa polisi Kosovo kembali melanggar batas teritori Serbia-Kosovo. Mereka masuk ke wilayah Serbia bagian tengah sedalam 500 meter. 

"Polisi Kosovo kembali masuk ke Serbia, hingga 500 meter di dalam garis administrasi. Mereka masuk dengan menggunakan mobil polisi dengan senjata lengkap. Mobil tersebut berjalan cepat dari Karacevo menuju ke Breznica," terang Petkovic, dikutip N1.

"Mobil polisi tersebut mengejar sebuah mobil van putih. Kendaraan tersebut berbalik arah menuju ke desa. Kemudian polisi kami mencari kendaraan polisi tersebut demi mencegah melakukan hal yang tidak diinginkan di Serbia," sambungnya. 

Ia menambahkan bahwa mobil polisi Kosovo tersebut berbalik arah setelah polisi Serbia memergokinya masuk tanpa izin. Mereka pun langsung kembali ke negaranya. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya