Finlandia Tidak Batasi Senjatanya yang Dikirim ke Ukraina

Boleh digunakan menyerang ke dalam teritori Rusia

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Finlandia Antti Hakkanen mengungkapkan tidak membatasi penggunaan senjata yang disumbangkan ke Ukraina. Maka dari itu, senjata tersebut boleh digunakan untuk melancarkan serangan langsung ke dalam teritori Rusia. 

Dalam beberapa pekan terakhir, militer Ukraina terus meminta negara-negara Barat untuk menyumbangkan senjata jarak jauh di tengah krisis persenjataan. Mereka mengklaim senjata jarak jauh tersebut ampuh dalam melawan strategi Rusia saat ini. 

Baca Juga: Finlandia Tuding Rusia Rekrut Migran sebagai Mata-mata

1. Klaim serangan ke Rusia bentuk pertahanan diri

Kepala Komite Pertahanan Parlemen Finlandia Jukka Kopra mengatakan serangan ke dalam teritori Rusia adalah salah satu bentuk pertahanan diri yang dilakukan Ukraina. 

"Jika memang dibutuhkan, Ukraina harus melancarkan serangan jarak jauh ke dalam teritori Rusia. Ini adalah bentuk pertempuran pertahanan yang sah dari Ukraina. Piagam PBB memperbolehkan target militer diserang melewati perbatasan negara," terangnya pada Kamis (29/2/2024), dikutip Politico

"Menurut informasi yang saya dapatkan, Finlandia tidak menetapkan pembatasan tertentu dan Ukraina punya hak menggunakna senjata ini dalam menyasar target militer di dalam Rusia," tambahnya. 

Selama ini, mayoritas negara-negara Barat menetapkan pembatasan agar senjata sumbangannya tidak digunakan oleh militer Ukraina untuk menyerang ke dalam teritori Rusia.

Baca Juga: 3 Alasan Unggulnya Sistem Pendidikan di Finlandia

2. Finlandia ajak Jerman kirimkan misil Taurus ke Ukraina

Dalam kesempatan yang sama, Hakkanen masih bernegosiasi dengan sekutunya terkait pembatasan penggunaan senjata sumbangan di Ukraina. 

"Negara-negara besar itu, di samping tindakan lain, sudah menyediakan persenjataan misil jarak jauh ke Ukraina. Tentu saja mereka harus memberikan instruksi terkait cara dan apa yang diperbolehkan maupun tidak diperbolehkan," ungkapnya, dikutip YLE.

Pada Senin (26/2/2024), Hakkanen dan Kopra sudah mengatakan bahwa Ukraina harus memperoleh misil jarak jauh, terutama misil Taurus dari Jerman. 

"Saya mengajak Jerman untuk kembali serius dalam mendukung Ukraina. Pemerintah Jerman jelas tahu perannya akan sangat penting dalam konflik Rusia-Ukraina," sambungnya. 

Baca Juga: 258 WNI di Finlandia Gunakan Hak Suara ke TPS

3. Jerman menolak kirimkan misil Taurus ke Ukraina

Kanselir Jerman Olaf Scholz memberikan klarifikasi keengganan Jerman untuk mengirimkan misil jarak jauh Taurus ke Ukraina. Ia khawatir senjata itu akan membuat Jerman terlibat langsung dalam perang dengan Rusia. 

"Misil Taurus dapat mencapai jarak maksimum hingga 500 km. Senjata itu, jika tidak digunakan dengan tepat atau salah sasaran, akan menyasar target di sejumlah area di ibu kota Moskow," ungkapnya, dilansir Ukrainska Pravda.

"Maka dari itu, saya berbicara pada seluruh pihak diplomatik yang tahu benar soal masalah ini. Jika Jerman mengirimkan Taurus, ini akan berbuntut keterlibatan langsung peluncuran misil. Saya pikir ini mustahil," sambungnya.

Selain itu, Jerman juga menolak rencana mengirimkan pasukan NATO ke Ukraina dalam melawan agresi militer Rusia.  

Baca Juga: Warga Finlandia Mogok Kerja Massal Imbas Bansos Dipotong

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya