Jerman Akui Tindakan Buruk Penjajahan di Tanzania

Disambut baik oleh pemerintah Tanzania

Jakarta, IDN Times - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, pada Rabu (1/11/2023), meminta maaf kepada Tanzania atas penjajahan di masa lalu. Ia pun mengakui tindakan buruk Jerman selama menduduki negara Afrika Timur tersebut. 

Tanzania merupakan bekas koloni Jerman mulai 1885 hingga berakhirnya Perang Dunia I pada 1918. Setelah itu, semua wilayah jajahan Jerman di Afrika, termasuk Tanzania, Rwanda, Burundi, Togo, Ghana, Kamerun diambil alih oleh Inggris, Prancis, dan Belgia. 

1. Steinmeier minta maaf atas kejahatan pada masa penjajahan Jerman

Steinmeier meminta agar rakyat Tanzania bersedia memaafkan tindakan leluhurnya selama masa penjajahan. Pernyataan itu diungkapkan ketika berkunjung ke Museum Maji Maji di Songea pada Rabu. 

"Saya ingin meminta kesediaan Anda untuk memaafkan apa yang dilakukan Jerman kepada leluhur Anda di masa lalu," tutu Steinmeier, dikutip France24.

Ia menambahkan, Jerman bersedia bekerja sama dengan Tanzania dalam proses kesepahaman bersama menanggapi masalah di masa lalu. 

"Apa yang terjadi di sini adalah bagian dari sejarah kami dan menjadi sejarah dari leluhur kami di Jerman. Kami berjanji untuk membawa cerita-cerita di sini ke Jerman. Dari sini, akan lebih banyak warga kami yang tahu tentang kisah di Tanzania dulu," sambungnya.

Baca Juga: Israel Kritik Jerman Abstain Resolusi PBB soal Setop Konflik Gaza

2. Presiden Tanzania sambut baik langkah Jerman

Presiden Tanzania, Samia Suluhu Hassan, menyambut baik pengakuan dari Jerman terkait tindakan buruk di masa lalu. Ia menyebut banyak keluarga korban yang menunggu jasad atau sisa dari keluarganya. 

"Kami sudah mendiskusikan secara detail dan kami siap membuka negosiasi untuk melihat bagaimana kami menyetujui peninggalan kolonialisme Jerman di Tanzania," tutur Suluhu Hassan, dikutip Reuters.

"Saya paham bahwa banyak keluarga yang menunggu jasad dari keluarganya yang berada di museum di Jerman. Negosiasi ini akan membuka jalan bagi kami untuk melakukan semua ini dengan baik," tambahnya. 

Selama ini, diketahui bahwa terdapat jasad yang dibawa ke Jerman untuk keperluan penelitian pseudoscientific

3. Jerman mengakui kejahatan di negara bekas koloninya

Dalam 20 tahun terakhir, Jerman telah berupaya membicarakan terkait kejahatan yang dilakukan di masa penjajahan di Afrika. Berlin pun sudah mengakui kejahatannya di Namibia pada 2021. 

Dilansir Deutsche Welle, pada 1905-1907 pasukan Jerman menggunakan cara kekerasan untuk meringkus pemberontak di Maji Maji. Kala itu, pasukan kolonial Jerman membunuh sekitar 200-300 ribu orang. 

Bahkan, pasukan Jerman juga menggunakan sejumlah taktik dalam melawan pemberontak di Tanzania, termasuk menghancurkan pertanian warga hingga menumbulkan kematian penduduk akibat kelaparan. 

Steinmeier yang berkunjung ke Tanzania juga direncanakan bertemu dengan keluarga korban dalam pemberontakan Maji Maji.

Baca Juga: Polisi Tanzania Tangkap Pemimpin Oposisi saat Kampanye Politik

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya