Kedubes Rusia di Moldova Dilempar Bom Molotov di Tengah Pemilu

Pelaku mengaku membenci Putin

Jakarta, IDN Times - Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia di Moldova diserang bom molotov oleh orang tak dikenal pada Minggu (17/3/2024). Aksi tersebut sempat menimbulkan kepanikan dan mengganggu jalannya pemilihan presiden Rusia yang hanya diperbolehkan berlangsung di Chisinau. 

Sebelum dilangsungkannya pilpres Rusia di Moldova, kedua negara terlibat percekcokan terkait tempat pemungutan suara. Pemerintah setempat hanya memperbolehken diadakan di Chisinau, tapi Rusia secara ilegal mendirikan tempat pemungutan suara di Transnistria. 

1. Pelaku mengaku kecewa atas kebijakan Putin

Insiden pelemparan bom molotov di Kantor Kedubes Rusia di Chisinau ini mengakibatkan kekacauan di tengah proses pemilihan suara pilpres Rusia. Peristiwa ini berlangsung pada pukul 11.30 ketika beberapa orang mengantre. 

Dilansir RFE/RL, sejumlah saksi mata mengatakan bahwa seorang pria paruh baya menggunakan masker melempar sesuatu ke dalam pagar Kantor Kedubes. Polisi yang berjaga mengatakan bahwa itu merupakan tabung yang dapat meledak.

Pelaku berusaha melarikan diri dan berhasil ditangkap oleh aparat keamanan. Ketika ditangkap dan diamankan, ia sempat meneriakkan dengan bahasa Rusia, 'Saya benci Rusia' dan mendapat pukulan beserta hinaan dari sejumlah orang. 

Polisi menyebut pria tersebut berusia 54 tahun yang memegang kewarganegaraan Moldova dan Rusia. Ia mengaku melakukan serangan ini karena kecewa dengan sikap pemerintah Rusia saat ini. 

Baca Juga: Putin Klaim Menang Pemilu Rusia, Raup Suara 85 Persen!

2. Rusia minta Moldova hukum berat pelaku serangan

Kedubes Rusia mengecam serangan tersebut dan mendesak pemerintah Moldova untuk menghukum pelaku. Pihaknya menyebut proses pemungutan suara di Moldova tetap berlangsung lancar di tengah serangan. 

"Kami mengharapkan otoritas Moldova memberikan hukuman yang adil dan berat kepada pelaku serangan di tengah proses pemungutan suara di Kantor Kedubes Rusia di Chisinau," terangnya, dikutip TVP World

Sementara itu, hubungan Rusia dan Moldova terus menegang imbas penyelenggaraan pilpres di Transnistria. Pasalnya, Moskow tidak menghiraukan peringatan dan larangan dari Chisinau soal penyelenggaraan di Transnistria. 

"Aksi ini menunjukkan pelanggaran hukum internasional serius. Kami meminta seluruh komunitas internasional untuk mendukung peraturan di negara kami dan mengecam aksi dari Rusia," ujarnya. 

3. Warga Rusia gelar demo di tengah pemungutan suara pilpres di Chisinau

Selain adanya insiden serangan bom molotov, pilpres Rusia di Chisinau juga diwarnai dengan aksi demonstrasi di depan Kantor Kedubes Rusia. Warga Rusia tersebut mengadakan protes pada pukul 12.00 dan mengibarkan bendera anti-perang. 

"Saya memutuskan untuk berpartisipasi dalam pilpres ini untuk menentang Putin dan tidak ingin Putin kembali terpilih. Saya ingin menunjukkan bahwa saya melawan Putin dan perang. Pemilu memang tanpa pilihan. Saya paham bahwa mereka menetapkan hasilnya. Biarkan Kedubes tahu bahwa ada orang yang menentangnya," ujar salah satu demonstran, dikutip Radio Chisinau

"Saya adalah salah satu warga Rusia yang ikut dalam demonstrasi ini. Saya datang ke Moldova karena kebijakan Putin. Sebelum Putin mati, saya tidak akan menginjakkan kaki di Rusia," tegasnya. 

Baca Juga: Rusia Tangkap 74 Orang Selama Pemilu 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya