Komunitas LGBTQ+ Ethiopia Hadapi Kekerasan dan Ancaman di TikTok

Serangan pada komunitas LGBTQ+ kian marak

Jakarta, IDN Times - Organisasi pro-LGBTQ+ di Ethiopia, House of Guramayle, mengatakan komunitas LGBTQ+ mendapat ancaman dan hinaan di platform TikTok. Ia menganggap TikTok tidak mau menurunkan konten yang berisi ajakan untuk membunuh komunitas LGBTQ+. 

Ethiopia merupakan salah satu negara yang menerapkan hukuman berat, 15 tahun penjara bagi orang yang terbukti melakukan praktik homoseksual. Komunitas LGBTQ+ mengatakan bahwa tingkat ancaman dan kekerasan mencapai tingkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya. 

Baca Juga: Kamerun Tolak Kehadiran Duta Besar LGBTQ Prancis

1. Profil orang yang diduga LGBTQ+ tersebar di TikTok

Komunitas LGBTQ+ Ethiopia Hadapi Kekerasan dan Ancaman di TikTokIlustrasi aplikasi TikTok. unsplash.com/@franckinjapan

Pendiri House of Guramayle, Bahiru Shewaye, mengatakan pengguna TikTok menyebarkan identitas, foto dan profil orang yang diduga penyuka sesama jenis di Ethiopia. Namun, aplikasi asal China itu tidak merespons permintaan penurunan konten tersebut. 

"TikTok telah digunakan untuk menyulut aksi kekerasan kepada orang yang diduga masuk dalam komunitas LGBTQ+. Beberapa video telah disebarkan di TikTok dan kami masih menunggu mereka untuk menurunkan konten tersebut," tutur Shewaye pada Jumat (11/8/2023), dikutip Africa News

Salah satu video yang beredar luas di TikTok adalah seorang pendeta Kristen yang mengajak agar penyuka sesama jenis untuk ditelanjangi dan dipukuli ramai-ramai. 

"Orang gay di seluruh dunia akan mengatakan, ini adalah orang Ethiopia dan ini yang mereka lakukan kepada orang penyuka sesama jenis. Maka dari itu, kami tidak akan pergi ke negara mereka," ungkap pendeta tersebut. 

Baca Juga: Melawat ke Afrika, Presiden Raisi dan Uganda Kutuk Praktik LGBTQ

2. Kekerasan terhadap komunitas LGBTQ+ di Ethiopia meningkat

Komunitas LGBTQ+ Ethiopia Hadapi Kekerasan dan Ancaman di TikTokilustrasi bendera LGBTQ+ (pexels.com/@karolina-grabowska)

Komunitas LGBTQ+ mengatakan bahwa konten hinaan dan kekerasan kepada komunitasnya terus meningkat. Mereka pun merasa tidak aman dan terpaksa melarikan diri ke luar negeri setelah mendapat serangan dari sekelompok orang di Addis Ababa. 

"Ini sangat mengerikan, sejujurnya. Saya pikir saya akan tinggal di sini lebih lama selama situasi seperti ini terus berlanjut di Ethiopia. Ini selalu menjadi buruk, tapi beberapa waktu terakhir ini terasa berbeda," tutur komunitas LGBTQ+ yang melarikan diri ke Kenya. 

Salah seorang laki-laki yang ikut komunitas LGBTQ+ di Addis Ababa mengatakan profilnya telah disebarkan di TikTok dua kali. Setelah itu, ia pun mendapat serangan dari anak di sekolahnya. 

"Saya tidak merasa aman berada di sekolah setelah peristiwa tersebut. Saya memutuskan tidak lagi pergi ke sekolah," tuturnya. 

3. Otoritas adakan penggerebekan aktivitas homoseksual di Addis Ababa

Dalam beberapa hari terakhir, aparat keamanan di Ethiopia mengadakan penggerebekan di hotel, bar, dan restoran di Addis Ababa. Mereka menggelar operasi di tempat yang diduga menjadi lokasi aktivitas seksual sesama jenis. 

"Pemerintah menggelar operasi melawan aksi homoseksual menyusul informasi dari publik belakangan ini. Jika ada pihak yang bersimpati kepada orang yang melakukan tindakan menyimpang ini, kami akan ikut menangkap mereka," tuturnya. 

Dilansir Reuters, hukum di Ethiopia melarang aktivitas seks sesama jenis di negaranya. Namun, dilaporkan masih belum ada satu pun orang yang divonis hukum karena melakukan aktivitas seksual sesama jenis secara sadar. 

Baca Juga: Sudan Tolak Pembicaraan Damai di Ethiopia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya