Latvia Akan Usir Warga Rusia yang Ogah Belajar Bahasa Lokal

Diberikan waktu 90 hari untuk meninggalkan Latvia

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Latvia, pada Sabtu (5/8/2023), berencana untuk mengusir ribuan warga Rusia di negaranya mulai bulan depan. Mereka dianggap tidak loyal lantaran menolak ikut peraturan yang mewajibkan belajar bahasa Latvia. 

Sehari sebelumnya, Lithuania berencana mengusir lebih dari seribu warga Rusia dan Belarus di negaranya. Mereka dianggap sebagai ancaman nasional setelah menganalisa pandangan mereka lewat kuesioner yang diberikan pada setiap individu. 

1. Diberikan waktu pergi dari Latvia dalam 90 hari

Kepala Komisi Parlemen Urusan Migrasi, Ingmars Lidaka, mengatakan bahwa sekitar 5-6 ribu warga etnis Rusia tetap diam. Mereka disebut tidak menunjukkan keinginan belajar bahasa Latvia. 

"Orang ini tidak menunjukkan keinginan untuk mengikuti ujian atau mendapat izin tinggal sementara. Mereka tetap diam. Menurut kebijakan terbaru dari Kantor Migrasi dan Kewaganegaraan, mereka akan diberikan surat resmi untuk meninggalkan Latvia," tutur Lidaka, dilansir LRT.

Kementerian Dalam Negeri Latvia akan mengirimkan surat peringatan kepada ribuan warga Rusia pada September. Mereka diberikan waktu untuk meninggalkan Latvia dalam waktu 90 hari. 

Baca Juga: Latvia Pilih Sosok Pendukung Ukraina Jadi Presiden

2. Warga Rusia diwajibkan ikut tes bahasa Latvia

Pada Mei lalu, puluhan warga Rusia di Latvia mengikuti tes bahasa sebagai wujud loyalitas kepada negara tempat tinggalnya. sebab, mayoritas dari warga minoritas Rusia sudah menetap di Latvia selama puluhan tahun. 

Selama ini, warga Rusia di Latvia selalu menuturkan bahasa Rusia karena mayoritas warga Latvia dapat menuturkan bahasa Rusia dan Latvia. Sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina, pemerintah mewajibkan penggunaan bahasa Latvia sebagai identitas nasional dan mencegah muculnya krisis keamanan. 

Dilaporkan First Post, salah seorang warga etnis Rusia, Valentina Sevastjanova, mengaku akan belajar dan mengikuti ujian bahasa Latvia. Sebab, ia tidak tahu akan ke mana jika diusir dari negara tempat ia menetap selama 40 tahun terakhir. 

3. Latvia tuding Belarus rusak infrastrukturnya di perbatasan

Di samping memanasnya relasi dengan Rusia, Latvia juga terlibat ketegangan dengan Belarus terkait kedatangan pasukan militer swasta Wagner. Pada Jumat (4/8/2023), Kepala Penjaga Perbatasan Latvia, Guntis Pujats menuding petugas keamanan di Belarus merusak infrastruktur di perbatasan. 

"Petugas Belarus tidak mengendurkan aksinya, sebaliknya, mereka terlibat dalam pengrusakan infrastruktur milik Latvia untuk memastikan masuknya migran ilegal ke teritori Latvia," tutur Pujats, dilansir TVP World.

"Belakangan ini, kami melihat bahwa sekelompok migran ilegal berusaha menghindar dari penangkapan aparat. Para penyelundup migran semakin aktif melancarkan aksinya di perbatasan," sambungnya. 

Terdapat 50 kasus kriminal yang terkait kasus migrasi ilegal ke Latvia pada tahun ini. Angka ini melonjak tajam dari tahun lalu yang hanya sebanyak 20 kasus. Mayoritas dari mereka masuk ke Latvia untuk transit dan akan melanjutkan perjalanan ke negara tujuan, seperti Jerman.

Baca Juga: Lithuania Tetapkan Ribuan Warga Belarus-Rusia Sebagai Ancaman Nasional

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya