Meksiko-Kolombia Bahas Kebijakan Antinarkoba Internasional

Klaim kekerasan tidak selesaikan masalah

Jakarta, IDN Times - Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador mengadakan kunjungan ke Kolombia untuk membahas kebijakan antinarkoba internasional pada Jumat (8/9/2023). Dalam agenda kunjungan, ia rencananya akan bertemu dengan Presiden Kolombia, Gustavo Petro. 

Dilansir La Prensa Latina, kedua pemimpin sayap kiri itu tengah mengupayakan perubahan kebijakan anti-narkoba dengan cara kekerasan yang dianggap gagal. Pasalnya, Meksiko dan Kolombia menjadi negara yang paling terdampak akibat perang kartel narkoba. 

Baca Juga: Perangi Kartel, Meksiko Kirim 1.200 Tentara Tambahan ke Michoacan

1. Kolombia harapkan inovasi kebijakan antinarkoba

Kunjungan AMLO ini dalam rangka mengikuti KTT Narkotika Internasional yang diadakan di Cali, Kolombia. Pemerintah Kolombia mengungkapkan bahwa pertemuan ini diharapkan dapat menemukan inovasi solusi menangani perdagangan narkotika internasional. 

"Kami mengharapkan proposal inovatif yang mengutamakan realitas rakyat kami dalam mengatasi masalah narkotika internasional. Sebagai hasilnya, kami berharap pada analisis baru dalam kebijakan narkotika dunia untuk mengatasi tantangan global yang merenggut jutaan korban di seluruh dunia," tutur Wakil Menteri Urusan Keberagaman Kolombia, Elizabeth Taylor Jay. 

"Konrefensi ini diharapkan dapat memicu dialog regional yang didasarkan pada prinsip kesamaan pengalaman dan saling berbagi tanggung jawab untuk mengutamakan nyawa, kedamaian, dan pembangunan di atas perang dan percontohan komunitas internasional," tambahnya. 

Ia menambahkan akan mengutamakan kebijakan narkotika yang memandang realita sosial di masyarakat, terkait overdosis, kecanduan, penyelundupan narkoba, pendekatan leluhur, dan penggunaan tanaman koka sebagai obat tradisional. 

Baca Juga: Jurnalis Meksiko yang Hilang Ditemukan Tewas, Dibunuh Kartel Narkoba?

2. Petro ingin terapkan pendekatan lain dalam melawan perdagangan narkoba

Meksiko-Kolombia Bahas Kebijakan Antinarkoba InternasionalPresiden Kolombia, Gustavo Petro. (twitter.com/infopresidencia)

Presiden Kolombia, Gustavo Petro selama ini telah menekankan cara selain kekerasan dalam menumpas perdagangan narkoba. Ia pun telah meminta legislator dan yudisial untuk menghentikan kriminalisasi terhadap petani koka dan berfokus menumpas organisasi kriminal. 

Dilaporkan El Pais, kebijakan anti-narkoba dengan cara kekerasan dianggap telah gagal menumpas pergadangan narkoba. Hal itu terbukti ketika eks Presiden Ivan Duque (2018-2022) yang membuat situasi semakin buruk. Petro pun berniat untuk mengadopsi langkah mantan Presiden Juan Manuel Santos yang berfokus pada hak asasi manusia (HAM) dan kesehatan masyarakat. 

AMLO selama ini terus memberikan dukungan kepada Petro yang sedang menghadapi masa-masa tersulit dalam memimpin Kolombia. Ia pun percaya bahwa Petro akan memberikan perubahan di Kolombia dan menjamin negosiasi perdamaian antara Bogota dan gerilya ELN.

"Saya punya opini terbaik untuknya. Ia adalah sosok pria yang punya prinsip," terang AMLO ketika ditanya mengenai prospek Petro di Kolombia. 

3. AS tekan Meksiko untuk lawan penyelundupan narkoba

Meksiko-Kolombia Bahas Kebijakan Antinarkoba Internasionalilustrasi bendera Amerika Serikat (pexels.com/@brett-sayles)

Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Kamis (7/9/2023), menuding Meksiko tidak punya niatan untuk menghentikan penyelundupan fentanyl ke negaranya. Washington pun menyatakan akan menekan pemerintah Meksiko untuk berupaya lebih keras. 

"Sejujurnya, tantangan yang kami hadapi saat ini adalah ketidakinginan Meksiko untuk menyediakan sumber daya yang penuh untuk melawan penyelundup narkoba. Saat ini, kami terus menekan mereka untuk melakukannya," terang Todd Robinson selaku Asisten Sekretaris urusan Narkoba dan Penegak Hukum, dilansir Reuters.

"Rekan kami ingin bekerja lebih. Mereka ingin melakukan dengan lebih baik. Mereka mau menjadi rekan kami untuk keamanan besar di perbatasan Meksiko dan AS. Kami masih melanjutkan kerja sama degan mereka terkait narkoba," sambungnya. 

Pada awal Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Meksiko, Alicia Barcena mengatakan akan membangun sistem pelacak digital untuk mendeteksi bahan kimia, termasuk metode untuk mendeteksi zat di pelabuhan dan perbatasan Meksiko.

Baca Juga: Bos Kartel Narkoba Kolombia Dihukum 45 Tahun Penjara

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya