Penangkapan Pengawas Pemilu di Zimbabwe Tuai Kecaman Aktivis HAM

Dituding sebagai agen partai politik oposisi

Jakarta, IDN Times - Sejumlah organisasi penegak hak asasi manusia (HAM) internasional mengecam penangkapan 41 pengawas pemilu di Zimbabwe. Puluhan pengawas pemilu tersebut dituding mengumumkan hasil yang tidak resmi kepada publik. 

Zimbabwe terus diliputi permasalahan pemilu yang membuat seluruh pihak khawatir akan kebenaran hasilnya. Menurut survei dari Afrobarometer dilansir Associated Press mengungkapkan kekhawatirannya soal hasil pemilu yang diumumkan tidak sesuai dengan kenyataan. 

Baca Juga: Zimbabwe Bebaskan 4.270 Narapidana yang Dihadiahi Amnesti

1. Desak otoritas Zimbabwe bebaskan pengawas pemilu

Kepala Direktur Amnesty International Zimbabwe, Lucia Masuka menyatakan bahwa pelanggaran hak asasi manusia di Zimbabwe harus dihentikan. Ia pun menekankan agar pemerintah segera membebaskan pengawas pemilu. 

"Semua anggota organisasi masyarakat yang ditangkap harus segera dibebaskan tanpa syarat dan semua properti yang disita oleh polisi harus segera dikembalikan. Semua anggota organisasi masyarakat seharusnya tidak mendapat intimidasi dan tekanan dalam bekerja," tutur Masuka pada Jumat (25/8/2023), dilansir VOA News.

Salah seorang pengawas pemilu di Zimbabwe dari Carter Center, David Carroll mengungkapkan keraguannya bahwa terdapat alasan di balik penangkapan tersebut. 

"Pengawas yang menyelenggarakan pemilu adalah organisasi yang dikenal sudah bekerja lama untuk berbagai pemilu. Mereka dikenal luas oleh publik dan pemerintah. Maka dari itu, sepertinya tidak penting dan tidak perlu mengkritik bagaimana kinerja dari pengawas terkait transparansinya," tambahnya. 

Baca Juga: Dianggap Tabu, Vaksinasi Campak di Zimbabwe Dilakukan Diam-diam

2. Polisi tangkap dan sita peralatan milik pengawas

Kepolisian Zimbabwe pada Kamis (24/8/2023), mengumumkan penangkapan 41 pengawas pemilu. Seluruh komputer beserta peralatan lainnya disita oleh petugas karena diduga digunakan untuk mengubah hasil.

"Mereka dituding terlibat dalam tindak kecurangan dan kriminal sebagai bagian rencana oposisi untuk memanipulasi hasil pemilu. Kelompok tersebut telah mendapat dukungan dari pengawas dan agen partai politik," kata juru bicara Kepolisian Zimbabwe, Paul Nyathi, dikutip Associated Press

Pengawas yang ditangkap diketahui berasal dari orgainsasi yang sudah biasa memonitor pemilu, yakni Zimbabwe Election Support Network dan Election Resource Center (ERC). Kedua organisasi tersebut telah menerjunkan 7.500 pengawas di seluruh negeri.  

Penangkapan ini dilakukan ketika diadakan operasi penggerebekan di beberapa lokasi, termasuk di sebuah hotel. Padahal, pengawas tersebut telah mengantongi akreditasi sebagai pengawas profesional. 

3. Pemilu Zimbabwe kembali diwarnai kekisruhan

Hasil awal pemilu di Zimbabwe menunjukkan bahwa partai penguasa, ZNU-PF dan partai oposisi Citizens Coalition for Change bersaing ketat. Sayangnya, hasil pemilu belum juga diumumkan meski pemilu sudah digelar pada Rabu (23/8/2023).

Di sejumlah daerah, pemilu bahkan digelar sehari setelah penyelenggaraan pemilu Zimbabwe karena adanya keterlambatan pencetakan kertas. Alhasil, hasil pemilu yang seharusnya sudah diumumkan sehari setelahnya pun ikut tertunda, dilansir Reuters.

Pada pemilu kali ini, pemimpin petahana, Presiden Emmerson Mnangagwa (80) kembali mencalonkan untuk periode keempat. Padahal, ia sudah menjabat sebagai presiden selama 43 tahun. Ia harus bersaing dengan seorang pengacara dan pastor, Nelson Chamisa yang jadi penantang terberatnya. 

Pemerintah dan komisi pemilu telah berjanji mengadakan pemilu bersih dan adil di Zimbabwe. Namun, sejumlah analis politik menyebut Mnangagwa kemungkinan akan berusaha memanipulasi hasil pemilu menggunakan institusi pemerintahan di bawah kendalinya. 

Baca Juga: Parah! Wabah Campak di Zimbabwe Sudah Menewaskan 698 Anak

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya