Peru Berencana Produksi Vaksin Rusia, Sputnik V

Berguna meningkatkan pasokan vaksin COVID-19 di Peru

Jakarta, IDN Times - Presiden Peru, Pedro Castillo pada Senin (6/9/2021) mengumumkan jika negaranya akan membangun pabrik vaksin Sputnik V asal Rusia. Hal ini menyusul adanya negosiasi antara Pemerintah Peru dan Rusia, sehingga keduanya sepakat untuk memroduksi vaksin COVID-19 di negara Amerika Selatan itu. 

Castillo yang merupakan pemimpin sayap kiri sudah melakukan sejumlah perubahan di negaranya meski baru berkuasa selama satu bulan. Bahkan ia menginginkan lebih dekatnya negara Amerika Selatan itu dengan China dan Rusia. 

1. Peru sudah setuju membeli 20 juta vaksin Sputnik V

Peru Berencana Produksi Vaksin Rusia, Sputnik VVaksin Sputnik V buatan Rusia. instagram.com/chevirasoro/

Sesuai yang diungkapkan oleh Pedro Castillo pada Senin melalui saluran televisi nasional TV Peru, "Saya mengumumkan hasil dialog antara Pemerintah Peru dan Rusia mengenai tercapainya persetujuan untuk mendirikan pabrik produksi vaksin COVID-19 Sputnik V di negara kita."

Castillo juga menambahkan jika nantinya Menteri Kesehatan Hernando Cevallos akan memberikan detil lebih lanjut mengenai program ini. Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut terkait negosiasi yang dilakukan dengan Pemerintah Rusia. 

Pada Juli lalu, Menkes Cevallos juga menyebutkan jika pemerintah sudah mengadakan persetujuan dengan Rusia terkait pembelian vaksin Sputnik V sebanyak 20 juta dosis, dilansir dari TASS. 

2. Akan menggelontorkan dana Rp10 triliun dalam pembangunan pabrik Sputnik V

Peru Berencana Produksi Vaksin Rusia, Sputnik VPresiden Peru, Pedro Castillo dan Perdana Menteri Peru, Guido Bellido. (twitter.com/Bravo19703)

Baca Juga: Hungaria Akan Produksi Vaksin Rusia Sputnik V

Dikutip dari Mercopress, pembangunan pabrik dan produksi vaksin Rusia di negara Amerika Latin itu akan membutuhkan dana besar. Bahkan pemerintah dikabarkan akan mengalokasikan sebesar 705 juta dolar AS atau senilai dengan Rp10 triliun. 

Presiden sayap kiri itu juga menambahkan apabila rencana ini nantinya berguna untuk membantu negara jika memasuki gelombang ketiga pandemik. Walau, pabrik vaksin Sputnik V itu kemungkinan masih akan beroperasi pada tahun 2023. 

Di sisi lain, Castillo juga mengumumkan kedatangan vaksin Sinopharm dan Pfizer-BioNTech pada bulan September ini untuk mempercepat program imunisasi. "Pada September ini, kami menjadwalkan datangnya 12 juta dosis vaksin. Maka dengan ini, kami berharap untuk merealisasikan target vaksinasi menjadi 50 persen dari populasi." tambah Castillo.

3. Menginginkan hubungan dekat dengan China dan Rusia

Pada Agustus lalu, Menlu Peru, Hector Bejar sudah bertemu dengan Dubes Rusia di Lima, Igor V. Romanchenko untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Selain itu, keduanya juga setuju untuk membantu melawan pandemik COVID-19 di negara Amerika Selatan itu. 

Pasalnya sejak terpilih sebagai presiden Peru, Pedro Castillo pada akhir Juli lalu, ia disebut lebih mendekatkan diri dengan Rusia dan China. Namun, Castillo juga mendapatkan penolakan dari masyarakat terkait dugaan anggota kabinetnya yang memiliki hubungan dengan kelompok gerilya beraliran komunis, Sendero Luminoso. 

Hingga kini, baru sebanyak 8,5 juta penduduk Peru yang sudah menerima vaksinasi penuh COVID-19 atau sekitar 26 persen dari total penduduk. Sedangkan otoritas kesehatan setempat memperkirakan gelombang ketiga dapat menyebabkan antara 67.300 hingga 115 ribu kematian, dilansir dari Mercopress

Baca Juga: Sepakati Kerja Sama Bilateral, Menlu RI-Rusia Bahas Vaksin Sputnik V

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya