Republik Dominika Desak PBB Segera Kirim Bantuan ke Haiti

Khawatir kekerasan akan menyebar ke negaranya

Jakarta, IDN Times - Presiden Republik Dominika, Luis Abinader, pada Rabu (14/2/2024), meminta PBB untuk segera mengirimkan bantuan ke Haiti. Permintaan ini di tengah semakin tingginya warga Haiti yang melarikan diri ke luar negeri di tengah instabilitas dan perang geng kriminal. 

Dalam beberapa tahun terakhir, Haiti terus dilanda instabilitas dan makin maraknya kasus kekerasan akibat ulah geng kriminal. Kondisi ini memaksa penduduk melakukan eksodus massal untuk menyelamatkan diri ke sejumlah negara, terutama Republik Dominika. 

1. Abinader menyatakan kekhawatiran naiknya pengungsi dari Haiti

Abinader mengatakan, PBB harus segera membantu Haiti agar situasi kekerasan dan penculikan di negara itu tidak semakin memburuk, serta mencegah eksodus massal ke negaranya. 

"Mari mencegah Haiti berakhir menjadi sebuah negara hancur dan kacau. Kami tidak dapat membiarkan krisis keamanan di Haiti ini menyebar ke seluruh kawasan," ungkap Abinader dalam Dewan Keamanan PBB di New York, dikutip El Pais.

"Kami meminta PBB untuk segera mengirimkan bantuan ke Haiti. Slogan kita mulai saat ini akan berjuang bersama untuk menyelamatkan Haiti atau kami berjuang sendiri untuk melindungi Republik Dominika," sambungnya. 

Pernyataan itu disampaikan menanggapi pecahnya pertempuran baru antar kelompok kriminal dan semakin parahnya krisis keamanan di Haiti. 

Baca Juga: Diduga Ingin Bunuh Presiden Maduro, Aktivis Venezuela Ditangkap 

2. Ratusan warga Cite-Soleil mengungsi usai dilanda perang antar-geng

Pada Senin (14/2/2024), ratusan warga Cite-Soleil, pinggiran Port-au-Prince terpaksa mengungsi dan meninggalkan rumahnya di tengah semakin intensnya perang antar-geng kriminal di wilayah tersebut.

Dilaporkan EFE, kelompok Chen Mechan yang merupakan bagian dari aliansi geng G9 terlibat peperangan dengan geng Ti Gabriel yang masuk dalam aliansi GPEP. Mereka berperang untuk memperluas wilayah kekuasaannya di Port-au-Prince. 

Perang baru ini mengakibatkan tiga orang tewas dan beberapa lainnya terluka. Bahkan, insiden ini menyebabkan beberapa rumah mengalami kebakaran, memaksa mereka untuk mengungsi ke alun-alun kota dengan kondisi yang memperihatinkan. 

Dalam beberapa tahun terakhir, Cite-Soleil telah menjadi zona peperangan antar-geng kriminal yang telah membunuh puluhan orang, melukai ratusan, hingga memaksa ribuan orang mengungsi. 

3. Geng kriminal Haiti sukses memperkuat organisasinya

Berdasarkan laporan dari Misi Internasional PBB, geng kriminal Haiti sudah mengontrol 80 persen dari teritori Port-au-Prince. Bahkan, mereka pun sudah mengambilalih pintu masuk dan keluar kota, serta sudah dilengkapi dengan senjata lengkap. 

Dilaporkan La Prensa Latina, Global Initiative against Transnational Crime mengatakan terdapat 200 geng yang beroperasi di Haiti, beberapa di antaranya termasuk kelompok yang punya struktur, persenjataan yang baik, dan kompeten dalam operasional. 

"Dalam beberapa tahun terakhir, geng telah melakoni evolusi radikal dari kelompok yang tidak terstruktur yang bergantung pada pendanaan dari bosnya dan kini sudah menjelma sebagai pebisnis yang mengandalkan kekerasan untuk mengatur wilayah kekuasaannya," terangnya. 

"Perubahan ini didorong oleh akses geng kriminal terhadap senjata dan ketidakmampuan negara dalam mencegah ekspansi, profesionalisme, dan kecenderungan dalam memperluas wilayahnya, serta adanya tabrakan dengan elemen politik dan elit ekonomi di Haiti," sambungnya. 

Baca Juga: Israel Perintahkan Evakuasi Rumah Sakit Terbesar di Gaza Selatan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya