Rusia Setop Ekspor BBM hingga 6 Bulan ke Depan

Permintaan BBM di dalam negeri meningkat akibat perang

Jakarta, IDN Times - Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, pada Selasa (27/2/2024), mengatakan bahwa negaranya akan memblokir ekspor bahan bakar minyak (BBM) ke luar negeri dalam 6 bulan ke depan. Ia menyebut situasi ini disebabkan oleh tingginya permintaan BBM dalam negeri. 

Pada September 2023, Rusia sudah memblokir sementara ekspor solar menyusul kelangkaan BBM dalam negeri. Namun, ekspor solar ke negara anggota Uni Ekonomi Eurasia (UEE) masih diperbolehkan. 

1. Berniat menstabilkan harga BBM di dalam negeri

Novak mengatakan bahwa permintaan BBM dalam negeri diprediksi terus meningkat dan khawatir terhadap lonjakan harga BBM menjelang memasuki liburan musim semi dan musim panas. Kebijakan ini akan diberlakukan pada 1 Maret 2024. 

"Dalam mengikuti permintaan produk turunan minyak bumi, yakni BBM yang terus meningkat, maka kami memutuskan untuk memblokir ekspor untuk sementara demi menstabilkan harga bensin di dalam negeri," terangnya, dikutip The Moscow Times.

Dalam kebijakan kali ini, ekspor BBM ke negara-negara anggota UE masih diperbolehkan, serta beberapa negara dan wilayah tertentu, seperti Uzbekistan, Mongolia, dan wilayah pecahan Georgia, Abkhazia dan Ossetia Selatan. 

Baca Juga: Rusia Penjarakan Aktivis yang Memimpin Kelompok Peraih Nobel

2. Terjadi kelangkaan BBM di Rusia imbas serangan Ukraina

Kebijakan ini disebabkan oleh adanya kelangkaan BBM di Rusia dalam beberapa hari terakhir. Alhasil, harga BBM melonjak drastis di seluruh negeri yang diduga akibat dari serangan Ukraina yang menyasar pusat penyimpanan minyak sepanjang 2024. 

Dilaporkan Newsweek, Rusia masih menggantungkan penghasilan negara dari ekspor minyak dan industri energi yang mencapai 30 persen dari seluruh pendapatan. Sementara itu, Rusia adalah negara produsen minyak terbesar ketiga di dunia atau 12 persen dari total produksi minyak dunia.

Industri energi masih menjadi sektor krusial bagi Rusia, terutama setelah dihantam sanksi keras dari Amerika Serikat (AS) dan UE usai pecahnya perang Rusia-Ukraina. Akibatnya, Moskow harus mengalihkan ekspornya ke negara lain, terutama China dan India. 

3. Rusia mengalami kesulitan menjual minyak mentah di Pasifik

Sebulan lalu, Rusia kesulitan menjual minyaknya dari pesisir Pasifik yang sedianya dikirim ke Korea Selatan. Bahkan belasan kapal tanker yang mengangkut 10 juta barel minyak mentah terkatung-katung di pesisir Korea Selatan dalam beberapa pekan. 

Dilansir Reuters, kapal tersebut dilarang menurunkan minyak karena sanksi yang diterapkan AS dan masalah pembayaran. Pemberlakuan sanksi Washington telah mengakibatkan gangguan dalam proses produksi minyak Rusia dalam 2 tahun terakhir. 

Berdasarkan kabar terbaru, tiga kapal tanker Rusia yang terkatung-katung di Korea Selatan sudah bergerak ke China dan India. 

Kapak NS Century dan Nellis yang mengangkut 2,2 juta barel minyak sudah berangkat ke pelabuhan China. Sedangkan kapal NS Commander yang tidak masuk dalam sanksi dari AS sudah bergerak menuju ke pelabuhan Jamnagar di India.

Baca Juga: Korut Disebut Kirim 6.700 Kontainer Isi Amunisi ke Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya