Slovenia Kembalikan Uang Denda Selama Pandemik COVID-19

Denda diperoleh dari warga yang melanggar protokol kesehatan

Jakarta, IDN Times - Slovenia mengembalikan uang denda selama masa pandemik COVID-19 kepada warga pada Rabu (29/11/2023). Denda tersebut diterapkan kepada seluruh warga yang kedapatan melanggar aturan jam malam hingga lockdown

Keputusan ini didasari oleh kebijakan amnesti yang disetujui oleh Parlemen Slovenia pada September lalu. Inisiatif amnesti ini merupakan janji kampanye Perdana Menteri Robert Golob sebelum terpilih pada 2022.  

1. Denda yang terkumpul sebesar Rp96,5 miliar

Dilansir Euronews, uang denda yang terkumpul selama masa darurat COVID-19 di Slovenia dari Maret 2020-Mei 2022 mencapai 5,7 juta euro (Rp96,5 miliar). Dalam aturan ini, baru sebanyak 1,7 juta euro (Rp28,8 miliar) yang sudah dibayarkan dan akan dikembalikan ke masing-masing individu. 

Denda tersebut didapat dari pelanggaran yang dilakukan oleh setiap individu di Slovenia yang tidak mengenakan masker dan menjaga jarak selama masa pandemik COVID-19. Selain itu, vonis hukuman yang belum ditetapkan akan ditangguhkan. 

Sebanyak 60 ribu warga yang mengharapkan pengembalian, terutama mereka yang didenda hanya karena kesalahan kecil, seperti menurunkan maskernya untuk makan dan minum di taman. Bahkan, dilaporkan ada seseorang yang didenda hingga 400 euro (Rp6,7 juta). 

Baca Juga: Badai Hantam Rusia Ukraina dan Moldova: 13 Orang Tewas

2. Pemerintah ingin mengembalikan kepercayaan warga

Menteri Hukum Slovenia, Dominika Svarc Pipan, mengatakan bahwa kebijakan ini untuk mengubah aturan ketat selama dipimpin pemerintahan sayap kanan. Ia menyebut bahwa oposisi telah mencederai hukum dan hak asasi manusia. 

"Kebijakan ini akan membantu membangun kembali kepercayaan warga Slovenia terhadap aturan hukum di negaranya yang telah dicederai secara berlebihan dan ditekan berlebihan selama masa pandemik COVID-19," terangnya, dikutip BBC.

Seorang aktivis lingkungan, Rok Rozman mengatakan bahwa ia sudah didenda beberapa kali karena ikut dalam demonstrasi. Ia percaya, pembayaran denda ini adalah bukti bahwa denda yang diterapkan pemerintah telah melanggar hukum. 

3. Oposisi sebut denda untuk kesehatan warga

Menanggapi hal ini, partai oposisi SDS mengatakan bahwa pengembalian ini adalah tamparan kepada tenaga kesehatan di Slovenia yang berjuang tanpa lelah dalam menjaga kesehatan warga. Ia bersikukuh bahwa kebijakan ini dilakukan untuk menjaga kesehatan warga sesuai anjuran WHO. 

Dilansir Euractiv, oposisi dari Partai Demokrat Slovenia, Branko Grims menekankan bahwa denda akan menciptakan ketidakadilan baru bertopeng penegakan keadilan. Ia menyebut atuan ini akan diterapkan kepada pihak yang melakukan kekerasan selama masa pandemik COVID-19. 

Selama masa pandemik COVID-19, Slovenia termasuk salah satu negara yang menerapkan aturan pembatasan paling ketat. Aturan ketat itu membuat warga melangsungkan aksi protes menuntut penurunan pembatasan. 

Baca Juga: Rusia Pernah Tawarkan Akhiri Invasi ke Ukraina dengan Syarat, Apa Itu?

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya