Presiden Guatemala Larang Protes Besar Selama 2 Minggu 

Wabah COVID-19 menjadi alasan diambil keputusan tersebut

Guatemala City, IDN Times - Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei, melarang adanya protes besar-besaran selama 2 minggu ke depan yang diumumkan pada hari Selasa, 13 Juli 2021, waktu setempat. Wabah COVID-19 menjadi alasan dibalik keputusan yang diambil oleh Presiden Guatemala tersebut. Bagaimana awal ceritanya?

1. Ini adalah langkah terbaru yang dikeluarkan Giammattei untuk membatasi sementara hak konstitusional 

Presiden Guatemala Larang Protes Besar Selama 2 Minggu Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei. (Instagram.com/dr.giammattei)

Dilansir dari Independent.co.uk, Presiden Guatemala pada hari Selasa, 13 Juli 2021, waktu setempat melarang sebagian besar protes besar-besaran selama 2 minggu ke depan dengan alasan mereka telah menyebarkan virus COVID-19. Kabinet Presiden Alejandro Giammattei menyetujui dekrit tersebut dan akan mulai berlaku pada hari Rabu, 14 Juli 2021, ini waktu setempat. Ini merupakan langkah terbaru dari lebih selusin dekrit yang dikeluarkan Giammattei untuk membatasi sementara hak konstitusional, bahkan Wakil Presiden Guatemala, Guillermo Castillo, mengatakan cukup sudah.

Menurut Castillo, pihaknya membutuhkan status vaksinasi, bukan keadaan darurat. Ia menambahkan ketimbang membatasi hak konstitusional, yang harus dilakukan pemerintah Guatemala adalah mendapatkan lebih banyak vaksin. Pernyataan yang disampaikan oleh Castillo justru berbanding terbalik dengan keputusan yang diambil oleh Giammattei terkait hak konstitusional.

2. Tak sampai di situ, langkah terbaru juga menjelaskan larangan penjualan alkohol dan mengemudi tanpa mengenakan masker

Presiden Guatemala Larang Protes Besar Selama 2 Minggu Ilustrasi minuman beralkohol. (Pixabay.com/Pexels)

Baca Juga: Guatemala Minta Rusia Kembalikan Uang Pembayaran Vaksin Sputnik V

Kantor Presiden Guatemala mengatakan protes secara terbuka oleh orang-orang yang
mengenakan masker wajah dan mempraktikkan jarak sosial akan diizinkan, tetapi polisi dapat membubarkan protes apa punn jika mereka menilai itu melanggar salah satu aturan itu atau menimbulkan risiko kesehatan masyarakat. Langkah-langkah tersebut juga termasuk larangan penjualan alkohol pada malam hari mulai pukul 6 sore waktu setempat serta larangan mengemudi tanpa mengenakan masker.

Pada hari Sabtu, 10 Juli 2021, lalu kerumunan sekitar 300 demonstran berkumpul di alun-alun utama ibu kota Guatemala menuntut pengunduran diri Giammattei dari jabatannya serta pada hari Senin, 12 Juli 2021, lalu spanduk muncul di beberapa jalan di wilayah Guatemala City menuntut dia hengkang dari jabatannya. Mengacu pada protes tersebut, Giammattei mengataknan orang-orang tersebut telah menyebarkan virus dan menyebabkan lebih banyak masalah, sehingga itulah yang mereka inginkan dan mereka menyebarkannya melalui serangkaian protes besar-besaran ilegal.

3. Jumlah kasus COVID-19 di Guatemala sampai saat ini 

Presiden Guatemala Larang Protes Besar Selama 2 Minggu Suasana di sekitar salah satu wilayah yang berada di Guatemala. (Pixabay.com/Victor_Leal)

Jumlah kasus COVID-19 di Guatemala sampai hari Selasa, 13 Juli 2021, waktu setempat mencapai angka 322.120 kasus dengan rincian 9.756 kasus berakhir meninggal dunia serta 282.911 kasus lainnya berakhir sembuh. Di hari yang sama, Guatemala mengalami penambahan kasus sebanyak 2.963 kasus baru dengan rincian 35 kasus berakhir meninggal dunia. Dengan demikian, Guatemala berada di urutan ke-63 jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

Mengenai vaksinasi, Giammattei telah menandatangani kesepakatan pada bulan April 2021 lalu untuk 16 juta dosis vaksin buatan Rusia, Sputnik sebanyak 16 juta dosis serta membayar 50 persen di muka sebesar 80 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp1,16 triliun. Tetapi hanya sekitar 550 ribu dosis vaksin Sputnik yang telah tiba sejauh ini. Sekitar 1,5 juta dosis vaksin buatan Amerika Serikat, Moderna, telah disumbangkan oleh Amerika Serikat, tetapi dengan lebih dari 2 juta dosis, Guatemala hampir tidak memiliki cukup vaksin untuk 17 juta warganya.

Baca Juga: Kerusuhan di Penjara Guatemala, Beberapa Tahanan Tewas

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya