Sebagian Besar Anggota Senat Argentina Tolak RUU Aborsi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Buenos Aires, IDN Times - Setelah melewati perjalanan panjang, sebagian besar anggota senat sepakat menolak adanya RUU Aborsi yang berlaku di Argentina. Sebelumnya, aborsi hanya bisa dilakukan terhadap para korban pemerkosaan atau melihat kondisi kesehatan dari kondisi calon ibu itu sendiri. Bagaimana awal ceritanya?
1. Kedua kubu telah menunggu hasil di depan gedung parlemen
RUU Aborsi akhirnya ditolak oleh sebagian besar anggota senat Argentina. Isi dalam RUU Aborsi ini sendiri memuat akan melegalkan aborsi dengan minimal usia kehamilan 14 minggu. Setelah debat yang begitu panjang, sebanyak 38 anggota senat menyatakan tidak setuju, sedangkan 31 anggota senat menyatakan setuju.
Kekalahannya ini berarti harus menunggu selama 3 tahun ke depan untuk kembali mengajukan RUU Aborsi ini. Sampai saat ini, tindakan aborsi diperbolehkan untuk korban pemerkosaan serta kondisi kesehatan ibu atau calon ibu saat mengandung yang dinilai mengkhawatirkan.
"Sungguh menggembirakan untuk melihat bahwa masyarakat kita dapat didasarkan pada prinsip penting seperti pembelaan yang paling tak berdaya, yakni anak," ungkap salah seorang pihak kontra terhadap RUU Aborsi yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip BBC.
2. Demonstrasi terjadi usai pengumuman berlangsung
Editor’s picks
Para demonstran yang menunggu di depan gedung parlemen Argentina. Sebelum mengumumkan keputusan yang diambil, telah terjadi perdebatan sengit selama 16 jam lebih. Massa yang tidak puas dengan hasil ini langsung menyalakan api, melempar botol dan batu ke arah polisi yang telah berjaga, lalu ditanggapi dengan gas air mata serta meriam air.
Untungnya, bentrokan tersebut cepat mereda. Setidaknya 8 orang demonstran telah ditahan oleh pihak kepolisian Argentina.
3. Sejak munculnya RUU Aborsi, banyak sekali warga menentang keras legalisasi aborsi
Sejak munculnya RUU Aborsi telah memicu semangat dan memicu protes luas di Argentina, dengan kampanye anti aborsi memprotes di jalanan di bawah spanduk biru "selamatkan kedua kehidupan" dan anggota pihak yang berseberangan dalam perdebatan mengenakan bandana hijau.
Ketika para senator memperdebatkan RUU itu hingga dini hari Kamis pagi, aktivis hak pro aborsi berunjuk rasa di luar Kongres meneriakkan "aborsi legal di rumah sakit" sementara Gereja Katolik mengadakan "Misa untuk Kehidupan" di ibukota Buenos Aires. Berbicara selama debat, Senator konservatif Marta Varela menyambut baik mobilisasi aktivis anti-aborsi.
Sementara Paus Fransiskus juga mengeluarkan surat pada bulan Maret, ketika perdebatan aborsi dimulai, mendesak Argentina untuk "memberikan kontribusi dalam membela kehidupan dan keadilan." Memang, tindakan aborsi sendiri sama saja membunuh hak hidup seseorang dan tentunya perbuatan ini juga berdosa.
"Aborsi selalu membunuh seorang anak dan itu tidak memecahkan masalah wanita. Kami percaya bahwa ini tidak pernah menjadi solusi. Menghadapi aborsi kehamilan yang tak terduga bukanlah solusi. Selalu ada solusi lain," ungkap salah seorang demonstran yang diketahui bernama Maria Castillo, seperti dikutip dari BBC.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.