Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Presiden Andry Rajoelina di Madagaskar kini berada di bawah ancaman serius setelah unit militer elit membelot dan bergabung dengan ribuan pengunjuk rasa. Peristiwa pada Sabtu (11/10/2025) di Antananarivo ini menjadi eskalasi besar dalam demonstrasi yang menuntut Rajoelina mundur. Unit yang membelot adalah unit administrasi militer elit yang dikenal sebagai CAPSAT (Corps of Administrative and Technical Staff).
Pembelotan ini memicu ketakutan akan adanya upaya kudeta di negara kepulauan selatan Afrika tersebut. Ironisnya, unit CAPSAT yang sama ini berperan penting membantu Rajoelina naik ke tampuk kekuasaan melalui kudeta pada tahun 2009.
Setelah insiden tersebut, perdana menteri yang baru dilantik, Jenderal Ruphin Fortunat Zafisambo, menyerukan semua pihak tenang. Di tengah ketegangan, ada laporan bahwa unit tentara yang membelot itu ditembaki oleh aparat penegak hukum.
"Mari kita satukan kekuatan, militer dan polisi, serta menolak dibayar untuk menembak teman-teman, saudara laki-laki, dan saudara perempuan kita,” kata anggota CAPSAT, dilansir Al Jazeera.