Presiden Madagaskar Tunjuk PM Baru di Tengah Protes Gen Z

- Gen Z Madagaskar terus tuntut Presiden Rajoelina mundur.
- Krisis air dan listrik memicu protes yang meluas.
- Pemerintah menuduh protes Gen Z dimanfaatkan aktor politik.
Jakarta, IDN Times - Presiden Madagaskar Andry Rajoelina menunjuk Jenderal Ruphin Fortunat Zafisambo sebagai Perdana Menteri (PM) baru pada Senin (6/10/2025). Pengangkatan ini dilakukan hanya seminggu setelah Rajoelina membubarkan seluruh kabinetnya sebagai respons terhadap protes kaum muda (Gen Z) yang terus berlanjut
Jenderal Zafisambo menggantikan Christian Ntsay, yang diberhentikan sebagai bagian dari upaya presiden meredakan ketegangan publik. Rajoelina menyatakan, prioritas utama PM baru ini adalah memulihkan pasokan listrik dan air secepat mungkin.
“Negara memerlukan perdana menteri yang mampu memulihkan ketertiban dan kepercayaan rakyat,” ujar Rajoelina, dilansir The Straits Times.
1. Pengunjuk rasa tetap tuntut presiden mundur
Sebelum dilantik menjadi PM, Zafisambo telah bertugas sebagai direktur kabinet militer di kantor perdana menteri sejak tahun 2021. Zafisambo kini diharapkan dapat membantu meningkatkan kondisi hidup masyarakat.
Meskipun Rajoelina telah memecat seluruh kabinetnya pekan lalu, langkah tersebut gagal meredakan protes yang kini telah memasuki minggu ketiga berturut-turut. Gelombang protes ini merupakan kerusuhan terbesar yang terjadi di negara kepulauan Afrika tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Menanggapi penunjukan PM baru, kelompok Gen Z Madagaskar mengulang tuntutan mereka agar Rajoelina mundur. Mereka bahkan memberi ultimatum 48 jam kepada Rajoelina untuk merespons tuntutan tersebut.
“Selama Andry Rajoelina tetap berkuasa, kami akan terus berjuang,” tutur kelompok Gen Z di media sosial, dilansir France 24.
2. Protes dipicu krisis air dan listrik
Awalnya, protes dipicu oleh kemarahan publik terhadap pemadaman listrik yang terlalu sering dan kekurangan air bersih yang parah. Pemadaman listrik harian sering kali melebihi delapan jam, membuat frustrasi masyarakat. Protes kemudian meluas menjadi keluhan terhadap tingginya kemiskinan dan maraknya korupsi di pemerintahan.
Perusahaan energi negara Jirama dituduh melakukan korupsi dan salah urus yang memperburuk krisis layanan publik. Madagaskar adalah salah satu negara termiskin di dunia, meskipun memiliki kekayaan mineral, keanekaragaman hayati, dan lahan pertanian.
“Masyarakat tidak memiliki kulkas untuk obat-obatan, tidak punya air untuk kebersihan dasar, dan ditambah korupsi besar-besaran,” ujar Ketakandriana Rafitoson dari Transparency International, dilansir Al Jazeera.
Kekerasan terjadi di hari-hari awal protes, dengan laporan penjarahan toko dan perusakan rumah anggota parlemen. PBB melaporkan, setidaknya 22 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka sejak protes dimulai pada 25 September. Namun, pemerintah Madagaskar membantah angka tersebut.
3. Pemerintah sebut protes Gen Z dimanfaatkan aktor politik
Gerakan protes Gen Z Madagaskar dikoordinasikan melalui media sosial. Mereka mengambil inspirasi dari gerakan serupa yang dipimpin kaum muda di negara-negara lain seperti Nepal dan Kenya.
Presiden Rajoelina mengaku siap untuk mendengarkan keluhan rakyat, tapi ia menolak mundur dari jabatannya. Juru bicara kantornya menuduh gerakan protes Gen Z telah dieksploitasi oleh aktor politik.
Aktor-aktor politik tersebut dituduh berupaya mengguncang negara Madagaskar di tengah krisis yang berlangsung. Menurut Rajoelina, pengunduran dirinya hanya akan menghancurkan negara, bukan menyelesaikan masalah.
Sementara itu, Dewan Gereja-Gereja Kristen Madagaskar (FFKM) telah menawarkan diri untuk menjadi penengah. Upaya mediasi ini diharapkan dapat membuka jalur komunikasi konstruktif antara pemerintah dan pengunjuk rasa.
“Presiden Rajoelina tetap berkomitmen pada dialog, untuk mempercepat solusi yang meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,” kata juru bicara kantor kepresidenan.