Foto Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab. Sumber: twitter.com/Dominic Raab
Dengan memberlakukan aturan baru tersebut Inggris akan meningkatkan hubungan yang memanas dengan Tiongkok. Melansir dari Reuters, Inggris lima tahun sebelumnya sempat memuji dimulainya era emas dalam menjalin relasi dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, yang dirayakan dengan Presiden XI berkunjung ke London, ia juga mengikuti makan malam yang diselenggarakan oleh Ratu Elizabeth.
Namun kini keduanya semakin tak akrab. Inggris sebelumnya telah melontarkan kritikan terkait tindakan Tiongkok atas Hong Kong dan juga melakukan penghapusan teknologi 5G untuk produk Huawei.
Sejak resmi keluar dari Uni Eropa (UE) Perdana Menteri Boris Johnson ingin menerapkan peran independen Inggris dalam urusan luar negeri, yang disebut sebagai langkah pemimpin London, namun tindakan tersebut telah dikritik oleh beberapa anggota parlemen oposisi karena tidak melakukan tindakan yang lebih berdampak dan mempertanyakan pengaruh seperti apa yang akan ditimbulkan oleh aturan baru tersebut.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa, Menteri Negara Inggris untuk Timur Tengah dan Afrika Utara James Cleverly mengatakan bahwa Tiongkok telah menggunakan cara kontra-terorisme untuk membenarkan terhadap penindasan etnis Uighur.
Perwakilan Tiongkok Zhang Jun menyangkal bahwa negaranya melakukan penindasan terhadap etnis Uighur, ia mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa tuduhan tersebut tanpa bukti dan merupakan murni motif politik, ia juga meminta untuk tidak mencampuri urusan internal Tiongkok.
Melansir dari Al Jazeera, anggota parlemen Inggris dan sekelompok pendukung Konservatif, telah mendesak Inggris Inggris untuk tidak melakukan perdagangan bilateral dengan Tiongkok, bila pengadilan Inggris memutuskan bahwa Beijing telah melakukan genosida, namun permintaan tersebut tidak bisa dipenuhi, karena alasan bahwa pengadilan internasional yang berhak mengadili perkara genosida.