Eksodus Pengungsi dari Ukraina Bisa Jadi yang Terbesar Abad Ini

Pada hari pertama Rusia melakukan invasi ke Ukraina, Kamis (24/02/2022), sudah ada 82.000 penduduk Ukraina yang mengungsi ke luar negeri. Kemudian, penambahan pengungsi asal Ukraina mencapai 117.000 setiap harinya, dilansir AP News. 

Pada Selasa (01/03/2022), jumlah pengungsi asal Ukraina yang menuju ke perbatasan negara lainnya mencapai 200.000. Setidaknya sudah ada satu juta penduduk Ukraina yang mengungsi ke luar negeri. Eksodus pengungsi dari Ukraina dapat Jadi yang terbesar pada Abad ke-21.

Melonjaknya pengungsi asal Ukraina tersebut juga terjadi setelah berakhirnya negosiasi antara perwakilan Ukraina dan perwakilan Rusia di Belarus yang tidak menghasilkan resolusi perdamaian. Belum diketahui secara pasti apakah akan ada negosiasi kedua atau tidak kedepannya.

Di sisi lain, serangan militer Rusia semakin intens dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, militer Rusia dikabarkan semakin dekat dengan Ibu Kota Kiev walau pergerakan mereka diklaim telah melambat. 

Berdasarkan penelusuran data pada laman UNHCR, Polandia menjadi negara favorit penduduk Ukraina untuk mengungsi. Setidaknya sudah ada 505.000 penduduk Ukraina yang berada di Polandia untuk mengungsi sejak invasi Rusia berlangsung. 

Negara favorit kedua dengan pengungsi Ukraina terbanyak adalah Hungaria, lebih dari 139.900 penguunsi. Ada juga Republik Moldova yang telah menampung setidaknya 97.000 penduduk asal Ukraina.

Terdapat 47.000 penduduk Ukraina yang justru mengungsi di wilayah negara Rusia sejak 24 Februari 2022. Beberapa pengungsi Ukraina juga dapat ditemukan di sejumlah negara seperti Belarus, Slovakia, Rumania, dan beberapa negara Eropa lainnya. 

Belakangan ini, otoritas keamanan dituduh melakukan tindakan rasisme dalam mengakomodasi para pengungsi untuk keluar dari Ukraina. Otoritas Ukraina dikabarkan mendahulukan penduduk asli Ukraina untuk keluar perbatasan terlebih dahulu daripada penduduk yang bukan berkulit putih. 

"Mereka menginginkan penduduk asli Ukraina pergi duluan, jadi orang-orang berkulit putih mendapatkan prioritas. Sopir taxi juga membebankan ongkos kepada kami dengan tak masuk akal, tetapi saya pikir memang selalu ada kesempatan, bahkan di saat perang", ungkap Ayoub seorang pelajar farmasi asal Maroko, dilansir Al Jazeera.

Dia juga menambahkan dirinya sempat diminta untuk mundur sementara saat akan memasuki perbatasan Ukraina-Polandia. Pada akhirnya, Ayoub tak mau untuk menunggu dan lebih memilih mengungsi ke Hungaria dan tiba pada Rabu (02/03/2022). 

Tak sampai di situ peristiwa tak mengenakkan yang dialami Ayoub. Saat tiba di Hungaria, petugas yang berbahasa Ukraina menanyakan Ayoub untuk memilih di pihak mana antara Ukraina dan Rusia. 

Walau begitu, Menteri Luar Negeri Ukraina mengatakan bahwa petugasnya hanya menerapkan kebijakan “first come, first served approach” yang berlaku pada semua warga negara tanpa terkecuali pada Rabu (02/03/2022). Dia juga menambahkan bahwa petugas akan memndahulukan wanita, anak-anak, dan lansia untuk mendapatkan akomodasi terlebih dahulu.