8 Penjaga Perdamaian PBB Diduga Terlibat Pelecehan Seksual di Kongo

Mereka tertangkap bersama para pelacur di bar

Jakarta, IDN Times - Misi PBB di Republik Demokratik Kongo (MONUSCO) mengumumkan bahwa pihaknya telah memberhentikan dan menahan delapan penjaga perdamaian di Kongo timur atas tuduhan eksploitasi seksual.

“Langkah-langkah pencegahan telah dimulai sejalan dengan kebijakan nol toleransi Sekretaris Jenderal terhadap eksploitasi dan pelecehan seksual serta bentuk-bentuk pelanggaran lainnya,” kata MONUSCO dalam sebuah pernyataan pada Rabu (11/10/2023), dikutip Reuters.

Misi tersebut menambahkan bahwa kedelapan orang itu akan tetap ditahan sembari menunggu penyelidikan lebih lanjut. 

Baca Juga: Satu Pasukan MONUSCO Tewas dalam Serangan Helikopter

1. Pasukan tersebut kedapatan bersama pelacur di bar

Dilansir Associated Press, seorang pejabat PBB mengatakan, delapan penjaga perdamaian yang dikerahkan di kota Beni di provinsi Kivu Utara itu ditangkap pada 1 Oktober usai kedapatan bersama pelacur di bar setelah jam malam. Mereka semua berasal dari Afrika Selatan.

Menurut salah satu dokumen internal misi penjaga perdamaian MONUSCO, bar dan rumah bordil bernama Soweto, Bloemfontein dan Cape Town, yang diambil dari nama kota di Afrika Selatan, telah bermunculan di dekat pangkalan MONUSCO di Mavivi, dekat Beni.

Baca Juga: Tokoh Militer Kongo Dihukum Mati karena Dalangi Pembunuhan Demonstran

2. Lebih dari 12 ribu pasukan penjaga perdamaian bertugas di Kongo

Kongo timur telah dilanda konflik selama beberapa dekade, dengan lebih dari 120 kelompok bersenjata bertempur di wilayah tersebut. Sebagian besar pemberontakan dilakukan demi memperebutkan tanah dan menguasai tambang, sementara beberapa kelompok lainnya hanya berusaha melindungi komunitas mereka.

Lebih dari 12 ribu pasukan penjaga perdamaian PBB beroperasi di negara tersebut. Mereka dikerahkan untuk melindungi warga sipil, mencegah kelompok bersenjata, dan membangun kapasitas lembaga dan layanan negara.

Meskipun pasukan penjaga perdamaian telah hadir di Kongo selama beberapa dekade, konflik terus berlanjut dan semakin meningkat.

Puluhan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dibunuh oleh pemberontak M23 di wilayah timur. Awal pekan ini, kelompok bersenjata menyerang sebuah desa pertambangan di wilayah Fizi di provinsi Kivu Selatan dan membunuh sedikitnya empat orang tewas, termasuk dua warga negara Cina.

3. MONUSCO pernah menghadapi tuduhan pelecehan seksual sebelumnya

Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah protes meletus terhadap MONUSCO dengan para demonstran menuduh misi tersebut tidak berbuat cukup untuk melindungi mereka. Pemerintah Kongo mengatakan mereka ingin MONUSCO menarik anggotanya dari negara tersebut pada 2024.

Tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan oleh pasukan penjaga perdamaian di Kongo juga bukanlah hal baru. Di masa lalu, pasukan itu dianggap sebagai pusat krisis pelecehan seksual di PBB.

Pada 2017, di antara dua ribu pengaduan pelecehan dan eksploitasi seksual yang diajukan terhadap PBB di seluruh dunia selama 12 tahun terakhir, lebih dari 700 pengaduan terjadi di Kongo.

Baca Juga: Protes Anti-PBB di RD Kongo Renggut 48 Nyawa 

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya