AS dan 17 Negara Lainnya Desak Hamas Bebaskan Seluruh Sandera Israel 

Hal itu disebut akan membantu mengakhiri krisis di Gaza

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan 17 negara lainnya meminta Hamas untuk melepaskan semua sanderanya sebagai upaya mengakhiri perang di Gaza.

“Kami menyerukan pembebasan segera semua sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza selama lebih dari 200 hari,” bunyi pernyataan bersama dari negara-negara tersebut pada Kamis kemarin.

Mereka yang menandatangani pernyataan itu di antaranya AS, Argentina, Austria, Brasil, Bulgaria, Kanada, Kolombia, Denmark, Prancis, Jerman, Hongaria, Polandia, Portugal, Rumania, Serbia, Spanyol, Thailand, dan Inggris.

Hamas diyakini masih menyandera 129 dari 253 sandera yang ditangkap saat mereka melancarkan serangan di Israel selatan pada 7 Oktober. Beberapa di antaranya merupakan warga dari 18 negara tersebut.

1. Hamas diminta terima kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan

Dalam pernyataan itu, Hamas juga didesak untuk menerima kesepakatan gencatan senjata yang saat ini sedang didiskusikan. Kesepakatan itu disebut memungkinkan warga Palestina untuk kembali ke rumah mereka dan mempercepat masuknya bantuan kemanusiaan.

“Kami menekankan bahwa kesepakatan untuk membebaskan para sandera akan menghasilkan gencatan senjata yang segera dan berkepanjangan di Gaza," kata para pemimpin negara tersebut.

"Hal ini akan memfasilitasi gelombang bantuan kemanusiaan tambahan yang diperlukan untuk dikirim ke seluruh Gaza, dan mengarah pada berakhirnya permusuhan," tambah dia. 

Baca Juga: Pimpinan Hamas Yahya Sinwar Disebut Keluar dari Persembunyian di Gaza

2. Hamas suruh AS untuk paksa Israel hentikan agresinya

Sementara itu, pemimpin senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan, pihaknya tidak akan terpengaruh oleh pernyataan tersebut. Ia menegaskan AS perlu memaksa Israel untuk mengakhiri agresinya.

“Sekarang bola ada di tangan Amerika,” kata Abu Zuhri kepada Reuters.

Ketika ditanya wartawan tentang diplomasi penyanderaan, juru bicara pemerintah Israel David Mencer mengatakan bahwa Hamas-lah yang menunda dalam mencapai kesepakatan.

"Hamas yang terus meninggalkan meja perundingan. Hamas yang menolak membiarkan rakyat kami pergi. Mereka (sandera) harus dilepaskan sekarang juga," katanya.

3. AS salahkan pemimpin Hamas Yahya Sinwar atas kegagalan gencatan senjata

Hamas pada Rabu (24/4/2024) merilis video yang menampilkan sandera AS, Hersh Goldberg-Polin. Seorang pejabat senior di Washington mengatakan bahwa para ahli saat ini sedang meninjau video tersebut.

“Kami telah menyelesaikannya (kesepakatan gencatan senjata) dengan sangat rinci dan Hamas menolaknya. Dan karena itu, kita masih menghadapi pertempuran di Gaza, dan kami berupaya mengatasi dimensi lain dari krisis ini setiap hari, namun kuncinya adalah para sandera," kata pejabat tersebut, dikutip The National.

Ia menyalahkan Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza, atas kegagalan terwujudnya perjanjian gencatan senjata.

“Ada beberapa kali negosiasi mencapai kemajuan signifikan di luar ruangan karena para pemimpin Hamas, Anda tahu, tinggal di hotel mewah,” kata pejabat itu.

“Tetapi Sinwar adalah pengambil keputusan utama, dan ketika pertanyaan diajukan kepadanya, apakah Anda akan bersedia atau tidak, jawaban yang datang dari Sinwar secara pribadi adalah tidak.”

Baca Juga: Hamas Rilis Video Sandera Israel yang Minta Dibebaskan

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya