Banjir Somalia Tewaskan 10 Orang, 113 Ribu Lainnya Mengungsi

Somalia dilanda curah hujan tinggi setelah alami kekeringan

Jakarta, IDN Times - Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat di beberapa wilayah Somalia telah menewaskan sedikitnya 10 orang dan membuat lebih dari 113 ribu lainnya mengungsi. Pemerintah juga telah mengumumkan situasi darurat terkait hal ini.

“Lebih dari 706.100 orang terkena dampak sementara, dengan lebih dari 113.690 orang mengungsi sementara dari rumah mereka di seluruh negeri,” kata kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UN OCHA) pada Senin (6/11/2023), dikutip Reuters.

Curah hujan yang tinggi terjadi setahun setelah negara Tanduk Afrika tersebut mengalami salah satu kekeringan terburuk dalam empat dekade, yang menewaskan sekitar 43 ribu orang, menurut PBB.

Baca Juga: Somalia Blokir TikTok dan Telegram untuk Perangi Teroris al-Shabaab

1. Negara bagian barat daya dan Jubbaland paling terdampak parah

OCHA mengatakan musim hujan Oktober-Desember saat ini telah menyebabkan hujan lebat di Puntland, Galmudug, South West, negara bagian Hirshabelle dan di daerah sepanjang sungai Juba di Negara Bagian Jubbaland

Adapun negara bagian barat daya dan Jubbaland merupakan wilayah yang paling parah, dengan total sekitar 536.608 orang terdampak banjir.

Dalam sebuah pernyataan di media sosial X, Menteri Penerangan Somalia Daud Aweis mengatakan bahwa pemerintah sedang mengerahkan sumber daya untuk menyelamatkan masyarakat. Dia mengatakan bahwa situasi saat ini cukup kritis dan meminta lebih banyak dukungan.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Kedai Teh Somalia Renggut 10 Nyawa Lebih

2. Warga harapkan bantuan

Amina Mohamed Bobshe, warga wilayah Lower Shabelle, mengatakan wilayah mereka telah diguyur hujan selama lima hari berturut-turut. Ia pun terpaksa mengungsi ke kamp pengungsi di luar ibu kota Mogadishu akibat banjir.

"Kami menderita. Hal-hal kecil yang kami miliki tersapu oleh hujan. Pagi ini, saya melewatkan secangkir teh untuk anak-anak. Tolong bantu kami segera," kata Bobshe kepada Reuters.

OCHA mengatakan sekitar 2.400 orang juga terjebak banjir di daerah Luuq di wilayah Gedo barat daya, seraya menambahkan bahwa langkah-langkah sedang diambil untuk menyelamatkan mereka. Selain itu, sebanyak 14 ribu keluarga lainnya telah terputus dari kota utama di Baardhere.

Awal tahun ini, banjir juga mengakibatkan seperempat juta orang meninggalkan rumah mereka setelah sungai Shabelle di Somalia tengah meluap dan menenggelamkan kota Beledweyne.

2. Perubahan iklim picu curah hujan yang lebih ekstrem

Dilansir BBC, hujan deras telah menghancurkan sebagian wilayah Afrika Timur selama beberapa minggu terakhir. Pekan lalu, Kenya dilanda banjir yang menyebabkan dua orang tewas dan seorang lainnya hilang. Hujan lebat juga dilaporkan terjadi di Tanzania.

OCHA sebelumnya mengatakan bahwa negara-negara di Afrika Timur kemungkinan akan mengalami hujan yang lebih deras dari biasanya selama periode Oktober-Desember karena fenomena El Nino.

El Nino disebabkan oleh pemanasan Samudera Pasifik dan terkait dengan banjir, angin topan, kekeringan, dan kebakaran hutan. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap banjir, namun pemanasan atmosfer yang disebabkan oleh perubahan iklim membuat curah hujan ekstrem lebih mungkin terjadi.

Baca Juga: Ledakan Bom Truk di Somalia Tewaskan 10 Orang

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya