Korsel: Klaim Kinerja Rudal Jelajah Korut Terlalu Berlebihan

Waktu terbang rudal tersebut dinilai lebih cepat

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan, klaim Korea Utara mengenai kemampuan rudal jelajah strategis barunya terlalu berlebihan.

Militer Korea Selatan mendeteksi Korea Utara meluncurkan rudal jelajah pada Minggu (28/1/2024) pagi ke arah perairan di dekat kota pelabuhan Sinpo, Provinsi Hamgyong Selatan.

“Kami melihat kemungkinan bahwa waktu terbang yang diklaim oleh Korea Utara mungkin dilebih-lebihkan,” kata juru bicara JCS Lee Sung-joon menurut analisis awal mereka, dikutip The Korea Herald.

Dia menambahkan bahwa Korea Selatan dan otoritas intelijen Amerika Serikat (AS) sedang melakukan analisis lebih lanjut mengenai kinerja rudal jelajah tersebut.

1. Korsel sebut rudal itu terbang dalam waktu yang lebih singkat dari yang dilaporkan Korut

Menurut laporan media pemerintah Korea Utara (KCNA), kedua rudal tersebut ditembakkan dari pantai Sinpo, dengan masing-masing terbang selama lebih dari dua jam di atas air sebelum mencapai sasarannya. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, yang turut hadir dalam peluncuran tersebut, menyatakan kepuasan mendalam atas uji coba itu.

Namun menurut penilaian JCS, rudal-rudal tersebut tampaknya melakukan perjalanan dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan yang diungkapkan oleh KCNA. Analisis hingga saat ini belum dapat memastikan apakah rudal tersebut ditembakkan menggunakan bahan bakar padat atau tidak.

Militer Korea Selatan tetap mewaspadai kemungkinan Korea Utara melakukan uji coba rudal menggunakan mesin berbahan bakar padat. Rudal yang menggunakan bahan bakar padat dapat diluncurkan lebih cepat dibandingkan yang menggunakan bahan bakar cair, sehingga lebih sulit dideteksi.

Adapun peluncuran hari Minggu itu terjadi hanya empat hari setelah Korea Utara menembakkan rudal jelajah Pulhwasal-3-31, yang diperkirakan mampu membawa hulu ledak nuklir.

Baca Juga: Korut Tembak Rudal Jelajah, Dipantau Kim Jong Un!

2. Rudal jelajah Korut tidak bisa diremehkan

Dilansir Reuters, rudal jelajah Korea Utara biasanya tidak terlalu kontroversial dan tidak secara eksplisit dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Namun para analis mengatakan bahwa rudal jelajah jarak menengah tidak kalah ancamannya dengan rudal balistik, dan merupakan kemampuan yang serius bagi Korea Utara.

Dalam beberapa bulan terakhir, Pyongyang juga telah menguji serangkaian senjata, termasuk sistem rudal balistik yang sedang dikembangkan dan drone bawah air.

Meskipun mendapat sanksi dan kecaman internasional, Kim telah membuat langkah besar dalam memajukan program rudal balistik ilegal negaranya, yang menurut para analis didukung oleh kerja sama dengan Rusia.

Awal bulan ini, pemimpin Korea Utara itu mengatakan bahwa Korea Selatan merupakan musuh utama negaranya dan reunifikasi damai di Semenanjung Korea tidak mungkin lagi dilakukan.

AS, Korea Selatan, dan Jepang telah menanggapi uji coba yang dilakukan Pyongyang dengan melakukan latihan militer gabungan. Namun, Kim mengecam latihan tersebut dengan menudingnya sebagai latihan untuk persiapan invasi.

3. Korsel menilai kapal selam nuklir Korut tidak memiliki kegunaan militer

Menurut laporan KCNA, Kim secara terpisah telah memeriksa pembangunan kapal selam nuklir dan membahas masalah terkait pembuatan kapal perang baru jenis lain, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Tahun lalu, Korea Utara meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai kapal selam serangan nuklir operasional pertamanya. Para analis menilai kapal tersebut tampaknya merupakan modifikasi dari kapal selam yang sudah ada dan kemungkinan dirancang untuk membawa rudal balistik dan jelajah.

Namun, para ahli senjata mengatakan ada keraguan mengenai kegunaan kapal semacam itu di dunia nyata, terutama dibandingkan dengan sistem rudal berbasis darat yang lebih canggih. Hal ini dikarenakan mesin dieselnya menghasilkan kebisingan dan jangkauannya terbatas.

Militer Korea Selatan pada Senin mengatakan bahwa mereka yakin kapal selam itu tidak memiliki kegunaan militer. Kapal tersebut juga tampaknya sedang dalam perbaikan atau pemeliharaan.

Baca Juga: Pria Lansia Korsel Dipenjara usai Tikam Polisi di Kantor Kepresidenan

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya