Mulai Pekan Depan, Korsel Akan Tangguhkan Izin Dokter yang Mogok Kerja

Lebih dari 90 persen dokter muda di Korsel mogok kerja

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan, pada Kamis (21/3/2024), akan menangguhkan izin medis bagi dokter magang yang menolak perintah kembali bekerja mulai pekan depan

Lebih dari 90 persen dari 13 ribu dokter junior di negara tersebut telah melakukan pemogokan selama sekitar satu bulan, untuk menentang rencana pemerintah soal penambahan kuota mahasiswa di sekolah kedokteran Pemogokan. Akibatnya, ratusan operasi dan perawatan lain di rumah sakit dibatalkan.

“Mulai minggu depan, pemerintah akan mengambil tindakan untuk menangguhkan izin berdasarkan prinsip pelanggaran perintah kembali bekerja,” kata Wakil Menteri Kesehatan Kedua Park Min-soo kepada wartawan, dikutip Yonhap.

Dia juga mendesak para dokter untuk segera kembali bekerja, dan mengatakan bahwa mereka yang mengakhiri mogok dapat menerima hukuman yang lebih ringan.

1. Dokter senior di beberapa rumah sakit juga ajukan pengunduran diri pada pekan depan

Kementerian Kesehatan telah mengirimkan pemberitahuan tentang penangguhan izin kepada sekitar 5 ribu dokter magang, dan mereka diharuskan untuk memberikan tanggapan mengenai langkah hukuman tersebut paling lambat Senin (25/3/2024) depan.

Setelah itu, kementerian akan diizinkan mengirimkan pemberitahuan resmi tentang penangguhan izin.

Baru-baru ini, dokter senior di rumah sakit universitas besar juga memutuskan untuk mengajukan pengunduran diri pada pekan depan untuk mendukung aksi dokter junior. Namun, sebagian besar dari mereka kemungkinan akan terus melapor untuk bekerja. Jika mereka berhenti, hal ini akan sangat membebani layanan medis Korea Selatan.

Baca Juga: Kapal Korsel Terbalik di Jepang, KJRI Koordinasi Cari WNI

2. Dokter junior mewakili sekitar 30-40 persen tenaga kesehatan di rumah sakit besar

Dilansir Associated Press, jumlah dokter junior yang melakukan aksi mogok kerja kurang dari 10 persen dari 140 ribu dokter di Korea Selatan. Namun, di beberapa rumah sakit besar, jumlah mereka mewakili sekitar 30-40 persen tenaga kesehatan di sana. Mereka bertugas membantu dokter senior selama operasi dan menangani pasien rawat inap.

Akibat aksi mogok mereka, operasi dan layanan kesehatan masyarakat lainnya terpaksa dibatalkan atau ditunda di rumah sakit-rumah sakit besar.

“Kami mendesak para dokter junior untuk kembali ke rumah sakit pelatihan mereka, tidak hanya demi pasien, tapi juga untuk rekan-rekan Anda yang mengisi lowongan Anda, dan untuk Anda sendiri yang telah memilih karir kedokteran,” kata Park.

3. Pemerintah ingin tambah kuota mahasiswa kedokteran sebanyak 2 ribu orang tahun depan

Korea Selatan telah berencana menaikkan kuota mahasiswa kedokteran sebanyak 2 ribu orang mulai tahun ajaran 2025, dari yang semula berjumlah 3 ribu orang setiap tahunnya.

Upaya ini dilakukan untuk menghadapi populasi penuaan yang cepat di negara tersebut, dan kekurangan tenaga dokter di daerah pedesaan dan bidang-bidang penting, seperti bagian anak-anak dan unit gawat darurat.

Namun, para dokter menilai bahwa penambahan kuota tersebut akan menurunkan kualitas pendidikan kedokteran dan mengakibatkan biaya pengobatan jadi lebih mahal.

Sebaliknya, mereka mendesak pemerintah untuk terlebih dahulu menangani para spesialis yang dibayar rendah, dan meningkatkan perlindungan hukum terhadap tuntutan hukum malpraktik medis yang berlebihan.

Baca Juga: Korsel Sebut Teknologi Digital dan AI Berisiko Ancam Demokrasi

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya