Nelayan Jepang Tolak Pelepasan Limbah Nuklir PLTN Fukushima 

Mereka khawatir pelepasan limbah itu mengancam bisnis 

Jakarta, IDN Times - Asosiasi perikanan nasional Jepang menolak pelepasan limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke samudera Pasifik yang dimulai pada Kamis (24/8/2023).

“Penolakan kami terhadap pembuangan limbah tidak berubah sedikit pun,” kata Federasi Nasional Asosiasi Koperasi Perikanan, dalam pernyataan bersama dengan kelompok lokal di Prefektur Miyagi di timur laut Jepang, dikutip dari Kyodo News.

Para nelayan menambahkan, pelepasan limbah Fukushima telah meningkatkan kekhawatiran para nelayan. Mereka takut hal itu dapat menyebabkan penjualan hasil laut menurun, termasuk akibat pembatasan ekspor ke pasar-pasar utama.

“Meskipun pemerintah mengambil keputusan dari sudut pandang nasional dan memikul tanggung jawab penuh, para nelayan di seluruh negeri yang menyaksikan momen ini menjadi lebih cemas,” kata mereka.

1. Nelayan minta pemerintah bantu mempertahankan bisnis mereka

Kelompok nelayan mengatakan, mereka hanya ingin mempertahankan bisnis perikanan agar tetap aman. Mereka juga meminta pemerintah untuk segera menangani kerusakan reputasi.

“Kami ingin pemerintah memenuhi janji perdana menteri dan mendukung para nelayan,” tambah mereka.

Menanggapi kekhawatiran komunitas nelayan, pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fumio Kishida telah membentuk dua dana terpisah senilai 30 miliar yen (sekitar Rp3 triliun) dan 50 miliar yen (sekitar Rp5 triliun), untuk menanggapi rumor berbahaya dan mendukung nelayan lokal dalam mempertahankan bisnis mereka. 

Baca Juga: China Setop Impor Produk Laut Jepang usai Pelepasan Limbah Fukushima

2. Pelepasan limbah dimulai pada Kamis siang

Jepang pada Kamis mulai melepaskan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang rusak ke Samudera Pasifik. Hal itu dilakukan setelah mendapatkan persetujuan oleh pemerintah Jepang 2 tahun yang lalu dan mendapat lampu hijau dari pengawas nuklir PBB bulan lalu.

Adapun pembuangan limbah itu disebut sebagai langkah penting untuk menonaktifkan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, termasuk pembuangan bahan bakar cair.

Melansir Reuters, operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power (TEPCO) mengatakan, pelepasan dimulai pada pukul 13.03 waktu setempat dan sejauh ini belum mengidentifikasi adanya kelainan pada pompa air laut atau fasilitas di sekitarnya.

Namun, menjelang pelepasan tersebut, China mengungkapkan kemarahannya. Juru bicara bicara dari badan keselamatan nuklir Beijing menyebut Jepang sangat egois dan tidak bertanggung jawab, karena menempatkan risiko bahaya radioaktif ke seluruh dunia.

Tindakan itu juga membuat China menangguhkan semua impor produk laut yang berasal dari Jepang mulai Kamis. Selain itu, negara tersebut mengatakan akan meningkatkan pemantauan tingkat radiasi di perairannya menyusul dimulainya pembuangan limbah.

3. Pembuangan limbah Fukushima bisa memakan waktu sekitar 30 tahun

Pada 2011, tiga reaktor di fasilitas Fukushima-Daiichi di timur laut Jepang hancur akibat gempa bumi besar dan tsunami yang menewaskan sekitar 18 ribu orang.

Sejak itu, operator pembangkit listrik TEPCO telah mengumpulkan 1,34 juta meter kubik air yang terkontaminasi untuk mendinginkan reaktor yang rusak.

Sebelum dibuang ke laut, air tersebut telah disaring dan diencerkan terlebih dahulu hingga konsentrasi tritiumnya, unsur radioaktif yang tertinggal, berada jauh bawah tingkat yang disetujui internasional. TEPCO memperkirakan pembuangan limbah itu akan memakan waktu sekitar 30 tahun.

Untuk tahap awal, limbah akan dikeluarkan dalam porsi yang lebih kecil dan dengan pemeriksaan ekstra. Pembuangan pertama sebanyak 7.800 meter kubik, atau setara dengan sekitar tiga kolam renang Olimpiade, akan berlangsung selama sekitar 17 hari.

Baca Juga: Jepang dan Korsel Gelisah Korut Akan Luncurkan Satelit Mata-mata

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya