Serangan Paramiliter Sudan Tewaskan 10 Warga Sipil

Tembakan artileri menghantam masjid dan bangunan sipil

Jakarta, IDN Times -  Kelompok aktivis Sudan mengatakan, tembakan artileri paramiliter menghantam sebuah masjid dan bangunan sipil lainnya di ibu kota Khartoum pada Selasa (3/10/2023). Akibatnya, 10 orang tewas dan 11 lainnya luka-luka

"10 warga sipil tewas dan 11 luka-luka dalam penembakan artileri oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di lingkungan Al Samrab," kata komite perlawanan lokal, dikutip The National.

“Beberapa peluru jatuh di sebuah masjid, pusat kesehatan dan rumah warga," tambahnya. 

1. Lebih dari 7 ribu orang tewas selama konflik

Insiden hari Selasa itu merupakan serangan terbaru yang menewaskan beberapa warga sipil di Khartoum, setelah hampir enam bulan perang antara panglima militer Sudan Jenderal Abdel Fattah Al Burhan dan mantan wakilnya, komandan RSF Jenderal Mohamed Dagalo.

Pada 12 September, pihak medis melaporkan bahwa 17 warga sipil dibunuh oleh paramiliter di utara Khartoum. Kejadian itu terjadi dua hari setelah serangan udara di pasar selatan Khartoum, yang menewaskan sedikitnya 51 orang dan melukai puluhan lainnya.

Adapun kekerasan paling parah terkonsentrasi di Khartoum dan wilayah barat Darfur.

Menurut perkiraan dari proyek Data Peristiwa dan Lokasi Konflik Bersenjata, sekitar 7.500 orang telah terbunuh di Sudan sejak konflik meletus pada 15 April. Sementara itu, sekitar 4,3 juta orang terpaksa mengungsi dan 1,2 juta lainnya melarikan diri ke perbatasan, menurut data PBB.

Baca Juga: Tok! AS Beri Sanksi Pihak Pemicu Konflik di Sudan

2. WFP peringatkan situasi darurat kelaparan di perbatasan

Pada Selasa, Program Pangan Dunia (WFP) mengeluarkan peringatan soal situasi darurat kelaparan di perbatasan antara Sudan dan Sudan Selatan.

Laporan WFP menunjukkan, di antara 300 ribu orang yang tiba di Sudan Selatan dalam lima bulan terakhir, 1 dari 5 anak mengalami kekurangan gizi dan 90 persen keluarga mengaku menjalani hari tanpa makan.

“Kami melihat banyak keluarga yang meninggalkan satu bencana demi bencana lain ketika mereka melarikan diri dari bahaya di Sudan dan menemukan keputusasaan di Sudan Selatan,” kata Mary-Ellen McGroarty, direktur WFP di Sudan Selatan, dikutip The Guardian.

“Situasi kemanusiaan bagi para pengungsi yang kembali tidak dapat diterima dan WFP sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang semakin meningkat di perbatasan. Kami tidak mempunyai sumber daya untuk memberikan bantuan yang menyelamatkan nyawa mereka yang paling membutuhkan," sambungnya. 

3. UE setujui kerangka sanksi bagi aktor utama dalam perang Sudan

Dilansir Reuters, para duta besar Uni Eropa (UE) menyetujui kerangka sanksi yang akan digunakan untuk menargetkan aktor utama dalam perang Sudan, dan memberlakukan pembekuan aset serta larangan bepergian.

Meski telah dikirim pada Juli, namun proposal sanksi itu belum disetujui hingga Senin (2/9/2023). Para Menteri Luar Negeri UE masih perlu memberikan persetujuan akhir pada akhir bulan, sebelum mereka dapat mulai menambahkan individu dan entitas ke dalam daftar tersebut.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS), Inggris, Norwegia dan Jerman berencana untuk mengajukan mosi ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk penyelidikan atas dugaan kekejaman di Sudan, termasuk pembunuhan bermotif etnis.

Baca Juga: Panglima Militer Sudan Sebut Konflik Bisa Menyebar ke Negara Lain

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya