UEA Tagih Peran AS agar Perang di Gaza Segera Berakhir

Jika tidak bisa, AS akan dianggap tidak efektif

Jakarta, IDN Times - Penasihat diplomatik presiden Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan Amerika Serikat (AS) perlu segera mendorong diakhirinya perang Israel-Hamas. Jika tidak, negara superpower tersebut akan dianggap tidak efektif.

“Keterlibatan AS akan terlihat ketika kita mengakhiri perang ini, lebih cepat lebih baik, dan apakah kita bisa mengadakan perang lagi, Anda tahu, semacam proses penyelesaian masalah, penyelesaian masalah,” katanya pada konferensi kebijakan di ibu kota UEA, Abu Dhabi pada Sabtu (4/11/2023).

“Jika krisis ini terus berlanjut, dan terutama dari sisi kemanusiaan, dan jika krisis ini, membawa kita kembali ke kebijakan penahanan yang lama sebelum 7 Oktober, saya pikir peran Amerika di sini tidak akan ada lagi, lupakan saja dan salah, tidak akan terlihat efektif,” tambahnya.

Baca Juga: Korut Disebut Bela Palestina, Ogah Dukung Israel

1. UEA upayakan gencatan senjata

Menteri negara di kementerian luar negeri UEA, Noura Al Kaabi, pada Jumat (3/11/2023) juga memperingatkan risiko dampak regional dari perang Israel-Hamas di Gaza, dan menambahkan bahwa mereka bekerja tanpa henti untuk menjamin gencatan senjata kemanusiaan.

“Saat kami terus berupaya menghentikan perang ini, kami tidak dapat mengabaikan konteks yang lebih luas dan perlunya menurunkan suhu regional yang mendekati titik didih,” kata Al Kaabi.

“Risiko penyebaran regional dan eskalasi lebih lanjut adalah nyata, serta risiko bahwa kelompok-kelompok ekstremis akan mengambil keuntungan dari situasi ini untuk memajukan ideologi yang akan membuat kita terjebak dalam siklus kekerasan.”

Baca Juga: Yusuf Cat Stevens Harapkan Lebih Banyak Selebritas yang Dukung Gaza

2. UEA termasuk negara Arab yang menormalisasi hubungan dengan Israel

Dilansir Reuters, UEA adalah negara Arab paling terkemuka yang menandatangani Perjanjian Abraham pada 2020, sebuah perjanjian yang ditengahi oleh AS untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Adapun perjanjian ini melanggar kebijakan pan-Arab selama beberapa dekade yang menyerukan pembentukan negara Palestina sebelum normalisasi.

UEA sendiri merupakan salah satu mitra terdekat AS di Timur Tengah dan menjadi tuan rumah bagi pasukan Amerika. Negara ini juga menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih independen selama dekade terakhir, yang ditunjukkan oleh hubungannya dengan Israel.

Sebagai produsen minyak terkemuka, UEA memandang kelompok Islam seperti Hamas, yang terkait dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir, sebagai ancaman nyata terhadap Timur Tengah.

3. Korban tewas di Gaza mencapai lebih dari 9 ribu jiwa

Dilansir Associated Press, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan AS untuk melakukan jeda kemanusiaan dalam perang Israel-Hamas. Ia mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Jumat bahwa pihaknya akan melakukan yang terbaik, kecuali jika para sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan.

Blinken sendiri melakukan kunjungan ketiganya ke Israel sejak perang meletus bulan lalu dan bertemu dengan para pemimpin di Yordania pada Sabtu.

Di tengah kekhawatiran bahwa konflik akan meluas ke tingkat regional, Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok militan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, mengatakan dalam pidato publik bahwa kelompoknya tidak terpengaruh oleh peringatan AS untuk tidak terlibat dalam perang. Namun, dia tidak mengatakan Hizbullah akan terlibat sepenuhnya dalam perang tersebut.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan korban tewas akibat serangan Israel di wilayah tersebut telah mencapai 9.227 orang. Lebih dari 140 warga Palestina juga dilaporkan tewas di Tepi Barat yang diduduki.

Di pihak Israel, lebih dari 1.400 orang telah terbunuh, sebagian besar dari mereka tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober. Kelompok itu juga menyandera 242 orang dari Israel ke Gaza. 

Sekitar 1.100 orang telah meninggalkan Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah sejak Rabu (1/11/2023) berdasarkan kesepakatan antara AS, Mesir, Israel dan Qatar, yang menjadi perantara dengan Hamas.

Baca Juga: PBB: Butuh Rp18 Triliun untuk Hidup Warga Gaza dan Tepi Barat

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya