73 Orang Tewas akibat Terowongan Tambang Emas di Mali Runtuh

Emas jadi komoditas andalan Mali

Jakarta, IDN Times -  Tambang emas yang runtuh pada 19 Januari di Mali telah menewaskan 73 orang. Kecelakaan terjadi di terowongan tambang emas yang tidak dilaporkan ke pemerintah.

Insiden terjadi di distrik Kangaba di wilayah barat daya Koulikoro. Penyebab keruntuhan masih belum jelas dan akan diselidiki pihak berwenang.

1. Pemerintah akan mengirim tim untuk menyelidiki kejadian

Dilansir BBC, Oumar Sidibe, pejabat penambang emas, mengatakan pencarian terhadap korban tewas telah selesai dilakukan.

"Ada lebih dari 200 penambang emas di lapangan. Pencarian telah selesai sekarang. Kami telah menemukan 73 mayat," katanya pada Rabu (24/1/2024).

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Pertambangan, Baye Coulibaly, mengatakan bahwa jumlah korban tewas sementara mencapai lebih dari 40 orang. 

Terkait insiden ini, pemerintah Mali telah menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang berduka dan masyarakat Mali.

Baca Juga: Penarikan Pasukan Misi Penjaga Perdamaian PBB di Mali Rampung

2. Masyarakat diminta mematuhi keselamatan

73 Orang Tewas akibat Terowongan Tambang Emas di Mali RuntuhIlustrasi area tambang. (Unsplash.com/Dominik Vanyi)

Coulibaly telah memberikan teguran keras kepada para penambang agar tidak menggali terowongan tanpa izin, tapi hal itu tidak dipatuhi.

Pemerintah juga meminta masyarakat yang tinggal di dekat lokasi penambangan untuk mematuhi persyaratan keselamatan dan hanya bekerja di area yang diperuntukkan bagi pendulangan emas.

“Negara harus menertibkan sektor pertambangan rakyat ini untuk menghindari kecelakaan seperti ini di masa depan,” kata Karim Berthe, pejabat senior di Direktorat Geologi dan Pertambangan Nasional pemerintah.

3. Emas merupakan ekspor terpenting Mali

73 Orang Tewas akibat Terowongan Tambang Emas di Mali RuntuhIlustrasi emas. (Unsplash.com/Jingming Pan)

Dilansir Associated Press, kecelakaan di tambang sering terjadi di Mali, yang merupakan produsen emas terbesar ketiga di Afrika. Negara itu diperkirakan memiliki cadangan emas sebanyak 800 ton.

Penambangan yang tidak diatur sering dituduh mengabaikan langkah-langkah keselamatan, terutama di daerah terpencil. Dalam beberapa tahun terakhir, penambangan yang tidak diatur dikhawatirkan dapat menguntungkan kelompok ekstremis pemeberontak.

“Emas sejauh ini merupakan ekspor terpenting Mali, mencakup lebih dari 80 persen total ekspor pada 2021,” menurut Administrasi Perdagangan Internasional bersama Departemen Perdagangan AS.

Diperkirakan lebih dari 2 juta orang atau 10 persen penduduk di Mali bergantung pada sektor pertambangan untuk mendapat penghasilan.

Baca Juga: Junta Mali Klaim Rebut Wilayah Pemberontak di Utara

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya