Dicurigai Jadi Mata-mata Israel, 34 Orang Ditahan Turki

Pihak berwenang masih memburu 12 orang lainnya

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang Turki telah menahan 34 orang karena dicurigai bekerja untuk Mossad, dinas intelijen milik Israel pada Selasa (2/1/2024). Penangkapan dilakukan dengan memeriksa 57 alamat di Istanbul dan tempat lain dan polisi juga masih mencari 12 orang lainnya.

Hubungan Turki dengan Israel telah menurun drastis sejak perang Israel dengan Hamas. Turki sebagai pendukung Paletina telah memperingatkan Israel untuk tidak memburu anggota Hamas yang berada di wilayahnya.

Baca Juga: Kemenhub Pastikan Tidak Beri Izin Kapal Israel Berlabuh di Wilayah RI

1. Turki menuduh Israel mengincar warga Palestina

Dicurigai Jadi Mata-mata Israel, 34 Orang Ditahan TurkiBendera Palestina. (Unsplash.com/Ahmed Abu Hameeda)

Dilansir Reuters, pejabat Turki mengatakan polisi melakukan penggerebekan di delapan provinsi sebagai bagian dari penyelidikan yang dilakukan oleh badan intelijen Turki atau MIT dan biro kontra-terorisme kejaksaan Istanbul.

“Badan Intelijen Israel merekrut personel untuk digunakan dalam tindakan melawan warga Palestina yang tinggal di negara kami dan keluarga mereka,” kata pejabat itu.

Dia menambahkan, pihaknya menggunakan lowongan pekerjaan di media sosial untuk menjalin kontak dan kemudian menggunakan platform pesan terenkripsi untuk menjaga komunikasi dengan kontak.

"Mereka menggunakan perantara/kurir langsung untuk melakukan pembayaran ke kontaknya. Mereka mencoba menghilangkan jejak uang tersebut dengan menggunakan mata uang kripto dan sistem transfer (uang)." Pejabat itu menambahkan bahwa operasi Turki terhadap orang-orang yang terkait dengan Mossad akan terus berlanjut.

Pejabat tersebut menyampaikan mereka yang ditangkap telah menyebarkan berita palsu dan disinformasi, melakukan perampokan dan pemerasan untuk Mossad. Mereka dilatih Mossad di luar negeri.

2. Turki sudah pernah menangkap mata-mata Israel

Dicurigai Jadi Mata-mata Israel, 34 Orang Ditahan TurkiIlustrasi penangkapan. (Pexels.com/Kindel Media)

Menteri Dalam Negeri Israel Ali Yerlikaya mengatakan penangkapan itu dilakukan dalam misi yang disebut Operasi Mole. Dia mengatakan mereka yang ditangkap memiliki tugas untuk mengidentifikasi, memantau, menyerang dan menculik warga negara asing yang tinggal di Turki.

Yerlikaya mengatakan pihak berwenang selama penggerebekan menemukan sejumlah besar mata uang asing, termasuk sekitar 150 ribu euro (Rp2,5 miliar), senjata api tidak terdaftar, dan materi digital.

Operasi tersebut bukan pertama kalinya Turki menargetkan orang-orang yang terkait Mossad. Pada tahun 2022, puluhan orang ditangkap karena dicurigai memata-matai warga Palestina. Kemudian pada Juli lalu, MIT menetapkan tujuh tersangka karena bekerja untuk Mossad.

Baca Juga: Bisnis Merugi, McDonald's Malaysia Gugat Gerakan Boikot Israel 

3. Israel menargetkan anggota Hamas

Dicurigai Jadi Mata-mata Israel, 34 Orang Ditahan TurkiBendera Israel. (Unsplash.com/Taylor Brandon)

Dilansir BBC, bulan lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahwa Israel akan dihukum dengan harga yang mahal jika mencoba membunuh anggota Hamas di negaranya. Erdogan telah menggambarkan militan Hamas sebagai pembebas yang melindungi tanah mereka.

Berbeda dengan Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, Turki tidak mengkategorikan Hamas sebagai organisasi teroris. Negara itu telah mempertahankan hubungan dengan para pemimpinnya, dengan menampung beberapa anggotanya.

Pada bulan November, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, menegaskan mereka akan menargetkan para pemimpin Hamas di mana pun mereka berada.

Beberapa hari setelah pernyataan pejabat tinggi itu muncul sebuah rekaman yang disiarkan di Israel, yang menunjukkan Ronen Bar, kepala keamanan dalam negeri Shin Bet, mengatakan kabinet telah menetapkan tujuan untuk melenyapkan Hamas.

“Kami akan melakukan ini di mana pun, di Gaza, di Tepi Barat, di Lebanon, di Turki, di Qatar. Ini akan memakan waktu beberapa tahun, tetapi kami akan berada di sana untuk melakukannya,” katanya.

Pada Selasa, Saleh al-Arouri, wakil pemimpin politik Hamas di Lebanon, meninggal dalam ledakan di Beirut. Hizbullah menyalahkan kejadian itu terhadal Israel.

Baca Juga: 106 Jurnalis Tewas dalam Serangan Israel ke Gaza

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya