Rusia Masukkan PM Estonia ke Daftar Orang yang Dicari

Pemimpin Estonia telah hancurkan monumen era Uni Soviet

Jakarta, IDN Times - Rusia telah memasukkan Perdana Menteri Estonia, Kaja Kallas, dalam daftar orang yang dicari Kementerian Dalam Negeri pada Selasa (13/2/2024). Beberapa pejabat tinggi lainnya dari negara Baltik juga masuk dalam daftar, tapi Kallas merupakan satu-satunya kepala negara dalam daftar tersebut.

Tindakan itu dilakukan Rusia karena Kallas menghancurkan monumen era Uni Soviet terkait Perang Dunia Kedua. Estonia dulunya dipimpin oleh Moskow, tapi kini menjadi anggota Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

1. Estonia tegaskan akan tetap dukung Ukraina

Rusia Masukkan PM Estonia ke Daftar Orang yang DicariBendera Ukraina. (Unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)

Dilansir Associated Press, Kallas menanggapi tindakan Rusia dengan mengatakan bahwa negaranya akan terus memberikan dukungan untuk Ukraina, yang sedang diserang Rusia. Dia merupakan salah satu pemimpin Eropa yang gigih menganjurkan peningkatan bantuan militer untuk Ukraina dan sanksi yang lebih kuat terhadap Rusia.

“Rusia mungkin percaya bahwa mengeluarkan surat perintah penangkapan fiktif akan membungkam Estonia. Saya menolak untuk dibungkam, saya akan terus secara vokal mendukung Ukraina dan mengadvokasi penguatan pertahanan Eropa," katanya.

“Estonia dan saya tetap teguh pada kebijakan kami, mendukung Ukraina, memperkuat pertahanan Eropa, dan melawan propaganda Rusia. Ini sangat menyentuh hati saya. Nenek dan ibu saya pernah dideportasi ke Siberia, dan KGB yang mengeluarkan surat perintah penangkapan palsu tersebut," kata Kallas, merujuk pada sejarah keluarganya dalam menghadapi penindasan Uni Soviet.

Selain Kallas, Kementerian Dalam Negeri Rusia juga memasukkan Menteri Luar Negeri Estonia Taimar Peterkop dan Menteri Kebudayaan Lituania Simonas Kairys dalam daftar tersebut. Sejumlah pejabat dan anggota parlemen dari Latvia, Lithuania, dan Polandia juga masuk dalam daftar.

“Ini tentu saja merupakan semacam imbalan bagi orang-orang yang mendukung Ukraina dan mendukung perjuangan kebaikan melawan kejahatan,” kata Menteri Luar Negeri Lituania Gabrielius Landsbergis, menambahkan bahwa mereka yang masuk dalam daftar harus berhati-hati saat bepergian ke negara ketiga di masa depan.

Baca Juga: Rusia Jatuhkan Sanksi terhadap 18 Warga Negara Inggris 

2. Estonia akan bongkar 200 hingga 400 monumen

Rusia Masukkan PM Estonia ke Daftar Orang yang DicariBendera Estonia. (Unsplash.com/chris robert)

Dilansir Reuters, sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022, Estonia, Latvia, dan Lithuania telah muncul sebagai pendukung setia Ukraina dan kritikus vokal terhadap Rusia. Negara-negara itu telah menghancurkan sebagian besar monumen era Uni Soviet, termasuk yang memperingati tentara yang tewas dalam Perang Dunia Kedua.

Kallas mengatakan pada tahun 2022 bahwa pihak berwenang Estonia akan membongkar 200 hingga 400 monumen. Monumen tank Uni Soviet di kota Narva yang mayoritas penduduknya berbahasa Rusia telah dibongkar pada Agustus.

Latvia telah menghancurkan bangunan setinggi 84 meter yang dibangun untuk memperingati kemenangan Uni Soviet dalam Perang Dunia Kedua dengan buldoser. Negara itu akan menghancurkan lebih banyak monumen di seluruh negeri.

Sejak perang Ukraina, Latvia telah melarang puluhan ribu penutur bahasa Rusia di wilayahnya yang biasa berkumpul setiap tanggal 9 Mei di sekitar monumen Riga.

Lituania menghapus lusinan tugu peringatan untuk pasukan Uni Soviet pada tahun 2022, termasuk sekelompok besar patung di pemakaman Vilnius.

Negara-negara Baltik itu dianeksasi Uni Soviet pada tahun 1940, dan kemudian diduduki oleh Nazi Jerman sebelum kembali ke pemerintahan Moskow sebagai bagian dari blok Komunis. Namun, setelah runtuhnya Uni Soviet tahun 1991 mereka memperoleh kembali kemerdekaan.

3. Pembongkaran monumen langgar undang-undang Rusia

Rusia Masukkan PM Estonia ke Daftar Orang yang DicariBendera Rusia. (Pixabay.com/betexion)

Ketua Komite Investigasi Rusia, Alexander Bastrykin, telah memerintahkan penyelidikan kriminal sebagai tanggapan atas pembongkaran monumen tersebut.

Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, membenarkan Kallas dan Peterkop masuk dalam daftar karena keterlibatan mereka dalam penghancuran monumen. Dia mengatakan hal tersebut baru permulaan.

“Kejahatan terhadap ingatan para pembebas Nazisme dan fasisme di dunia harus dituntut,” katanya.

Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, mengatakan hal ini merupakan respons terhadap tindakan Kallas dan pihak lain yang telah mengambil tindakan bermusuhan terhadap kenangan bersejarah dan Rusia.

Pembongkaran tersebut telah melanggar undang-undang Rusia yang mengkriminalisasi rehabilitasi Nazisme, termasuk hukuman atas penodaan tugu peringatan perang.

Komite Investigasi Rusia, badan investigasi kriminal terkemuka di negara itu memiliki departemen yang menangani dugaan “pemalsuan sejarah” dan “rehabilitasi Nazisme,” dan telah meningkatkan tindakannya sejak perang.

Baca Juga: Estonia Usir Kepala Gereja Ortodoks Rusia dari Negaranya

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya