Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Israel (pexels.com/@altman)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Israel, pada Rabu (19/10/2022), menyatakan penolakannya untuk mengirim persenjataan ke Ukraina. Hal ini menanggapi permintaan Ukraina atas sistem pertahanan udara Iron Dome, rencananya digunakan untuk menghalau drone Iran yang digunakan oleh Rusia. 

Senin lalu, eks Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, menyebut bahwa Israel akan melakukan hal ceroboh jika mengiriman senjata ke Ukraina. Bahkan, ia menganggap tindakan itu sama saja mengglorifikasi kolaborator Nazi di Ukraina. 

1. Israel tawarkan sistem peringatan serangan udara ke Ukraina

Keterangan di atas disampaikan oleh Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz. Ia menegaskan bahwa Israel tidak akan menjual senjata ke Ukraina. 

"Saya ingin menjelaskan bahwa kami tidak akan menjual senjata ke Ukraina. Saya Menteri Pertahanan, dan saya tidak bertanggung jawab atas ekspor senjata Israel. Namun, kami akan tetap memberikan bantuan medis dan kemanusiaan ke Kiev," kata Gantz, dikutip dari RT

"Meskipun demikian, Yerusalem akan terus melanjutkan dukungan di sisi Barat dalam mendukung Ukraina. Kami sudah meminta Ukraina untuk memberikan informasi terkait kebutuhkan mereka dan menawarkan bantuan sistem peringatan dini serangan udara," tambahnya. 

2. Ukraina minta Israel tidak ragu kirimkan sistem pertahanan udara

Pada Selasa lalu, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menyatakan bahwa negaranya meminta sistem pertahanan udara ke Israel tanpa penundaan. Hal ini setelah adanya serangan bertubi-tubi dengan drone Shahed-136 buatan Iran di sejumlah kota. 

"Sekarang Iran secara efektif sudah menjadi bagian dari kriminal dalam agresi melawan Ukraina. Saya pikir jika ada salah seorang di Israel yang masih ragu dalam mengirimkan persenjataannya atau tidak untuk membantu Ukraina. Ini harus dihapuskan," ungkap Kuleba. 

"Drone yang sama sudah dan terus menghancurkan Ukraina sampai hari ini. Mereka kemungkinan juga menyasar Israel," katanya.

3. Israel ingin menjaga hubungan baik dengan Rusia

Bendera Israel. (instagram.com/jnfusa)

Menurut analis militer Alex Fishman, Israel peduli pada hubungan diplomatik dengan Rusia dan Ukraina. Pasalnya, prioritas utama Israel adalah mengamankan komunitas Yahudi di luar negeri, dilansr BBC.

Rusia merupakan salah satu negara dengan komunitas Yahudi terbesar di dunia dan jumlahnya mencapai 165 ribu. Namun, pada Agustus ini, tercatat sudah ada 20.500 warga Yahudi Rusia yang memilih pergi ke Israel. 

Di sisi lain, Ukraina juga memiliki komunitas Yahudi terbesar di Eropa. Setelah berkecamuknya perang, sekitar 15 ribu orang sudah mengungsi ke Israel dan 90 persen di antaranya berhak mendapatkan kewarganegaraan Israel. 

Pada Juli lalu, Kementerian Hukum Rusia menuding Badan Yahudi di Rusia telah melanggar hukum privasi. Bahkan, Rusia mengancam untuk menutup organisasi tersebut, sehingga meretakkan hubungan Rusia-Israel. 

"Apabila kami menjual sistem persenjataan ke Ukraina. Maka langkah pertama yang pasti dilakukan Rusia adalah membubarkan seluruh organisasi Yahudi di negaranya," kata Fishman. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team