Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. (commons.wikimedia.org/Office of the President of the United States)

Jakarta, IDN Times- Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan pidato publik pertamanya sejak meninggalkan Gedung Putih. Biden mengkritik kebijakan Presiden Donald Trump terhadap badan Administrasi Jaminan Sosial AS (SSA) pada Selasa (15/4/2025).

Biden tidak menyebut nama Trump secara langsung dalam pidatonya, hanya merujuknya sebagai pemerintahan baru. Menurutnya, program jaminan sosial adalah kebijakan vital yang diandalkan 73 juta warga AS setiap bulan untuk kebutuhan hidup mereka.

"Lihat apa yang terjadi sekarang. Kurang dari 100 hari, pemerintahan baru ini telah menimbulkan begitu banyak kerusakan dan kehancuran. Sungguh mengejutkan semua ini bisa terjadi dalam waktu singkat," kata Biden, dilansir dari CNN. 

1. Dinilai merusak layanan jaminan sosial AS

Biden menyebut Trump telah memecat 7 ribu pegawai jaminan sosial, termasuk pejabat karier berpengalaman. Mantan presiden itu juga mengkritik pendekatan ala startup teknologi yang diterapkan oleh Trump dan Elon Musk terhadap lembaga pemerintah.

"Mereka mengikuti slogan lama dari startup teknologi untuk bergerak cepat dan merusak segalanya. Mereka memang sedang merusak banyak hal. Mereka menembak dulu, membidik kemudian. Akibatnya, banyak penderitaan yang tidak perlu dan malam-malam penuh kecemasan bagi warga AS," kata Biden.

Biden menyatakan divisi teknologi di lembaga jaminan sosial telah dipangkas setengahnya. Hal ini menyebabkan situs web sering mengalami gangguan dan banyak warga tidak bisa mengakses akun mereka untuk memeriksa manfaat atau mengajukan klaim.

Menurut Biden, partai Republik sengaja merusak lembaga jaminan sosial untuk mengambil dana program tersebut. Tujuannya mendanai perpanjangan pemotongan pajak yang disetujui selama administrasi 

2. Soroti komentar kontroversial pejabat Trump

Biden juga mengkritik pernyataan kontroversial para pejabat Trump. Ia menyoroti komentar Elon Musk, kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), yang pernah menyebut program jaminan sosial sebagai skema ponzi terbesar sepanjang masa.

Ia juga mengkritik pernyataan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, yang mengatakan ibu mertuanya yang berusia 94 tahun tidak akan keberatan jika tidak menerima cek jaminan sosial selama sebulan.

"Dia bilang ibu mertuanya yang berusia 94 tahun tidak masalah jika tidak menerima cek jaminan sosial. Tentu saja tidak masalah, menantunya kan miliarder. Bagaimana dengan lansia yang hidup sendiri tanpa keluarga kaya? Bagaimana dengan pensiunan yang butuh cek itu untuk makan sehari-hari?" ujar Biden, dilansir NBC. 

Bersamaan dengan pidato Biden, Trump mengeluarkan perintah presiden baru untuk melarang imigran ilegal menerima tunjangan jaminan sosial. Perintah tersebut juga memperbanyak petugas yang menyelidiki kasus penipuan dan memeriksa laporan pendapatan orang yang diklaim berusia lebih dari 100 tahun, dilansir The Guardian.

3. Respons Gedung Puting terhadap kritik Biden

SSA segera merespons pidato Biden melalui serangkaian unggahan di platform X. Mereka membantah pernyataan Biden dan menyatakanTrump telah berjanji melindungi program jaminan sosial.

Lembaga tersebut juga menyangkal klaim Biden bahwa setengah tim teknologi mereka telah diberhentikan. Mereka mengklaim telah menginvestasikan 16,5 juta dolar AS (sekitar Rp277 miliar) untuk memodernisasi layanan telepon.

"Presiden Trump sudah berjanji melindungi jaminan sosial dan meningkatkan pendapatan lansia dengan menghapus pajak tunjangan. Biden berbohong atau bodoh, mungkin keduanya," kata juru bicara Gedung Putih Steven Cheung.

Melansir NYT, pidato di Chicago menandai awal dari rangkaian pidato berbayar Biden yang juga sedang menulis memoar kepresidenannya. Sebelumnya, Biden sempat disalahkan atas kemenangan Trump karena bersikeras untuk mencalonkan kembali sebelum akhirnya mundur. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorLeo Manik