3 Konfrontasi AS-Turki yang Mengancam Hubungan Bilateral

AS dan Turki mulai sulit akur

Jakarta, IDN Times - Hubungan Amerika Serikat dan Turki tergolong sangat alot meskipun keduanya merupakan sekutu di Pakta Pertahanan NATO. Dikutip dari Reuters, pada Kamis (1/7/2021), Kementerian Luar Negeri AS secara sepihak memasukan Republik Turki ke dalam daftar negara yang menggunakan tentara anak di mana hal ini membuktikan konfrontasi lanjutan antara AS-Turki sangatlah nyata.

Keputusan AS didasari bahwa Washington menemukan adanya "bantuan nyata" yang diberikan Turki terhadap salah satu kelompok pemberontak di Suriah yang terkenal karena merekrut anak-anak untuk dijadikan prajurit, yaitu Divisi Sultan Murad. Sikap dingin yang ditunjukkan AS sendiri bukanlah yang pertama karena sejak kepemimpinan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, visi-misi dari kedua sekutu tersebut mulai berseberangan.

Berikut adalah beberapa konfrontasi yang sempat terjadi antara AS-Turki yang mengancam kelanjutan hubungan strategis yang dimiliki keduanya. 

1. Turki ditendang dari proyek jet tempur F-35

3 Konfrontasi AS-Turki yang Mengancam Hubungan BilateralJet tempur F-35 Lightning II yang menjadi salah satu jet tempur modern terbaik di dunia. twitter.com/thef35

Baca Juga: Turki Keluar dari Perjanjian Perlindungan Perempuan

Turki yang sudah memutuskan membeli sistem pertahanan udara canggih buatan Federasi Rusia, S-400, pada tahun 2017 sangat mengagetkan AS dan sekutu-sekutunya di NATO. Pembelian alutsista pertahanan yang kontroversial itu akhirnya memaksa Amerika Serikat harus bertindak dengan menghukum Turki melalui Sanksi Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).

Setelah diberi ultimatum oleh AS untuk membatalkan pembelian S-400 namun dihiraukan, Washington melalui sanksi CAATSA mengeluarkan Turki secara resmi pada tahun 2019 dari proyek internasional pesawat jet tempur siluman generasi kelima, F-35 Lightning II, seperti yang dilansir dari BBC. Tindakan Amerika Serikat tersebut langsung mendapat kecaman keras dari Ankara karena sebelumnya Turki berencana mendatangkan 100 pesawat tempur F-35.

Perusahaan di Turki sendiri bertanggung jawab terhadap 937 komponen pesawat F-35 di mana hal ini awalnya merupakan bentuk keseriusan Pemerintah Turki untuk terlibat lebih jauh di dalam program jet tempur generasi kelima itu. Namun, dengan keputusan AS yang menendang ke luar Turki dari program dan terus menghalangi pengiriman pesawat F-35 pesanan Erdogan, sangat diragukan apakah Turki tetap akan menjadi sekutu andalan AS seperti saat Perang Dingin. 

2. Invasi dan keterlibatan Turki dalam perang saudara Suriah

3 Konfrontasi AS-Turki yang Mengancam Hubungan BilateralPasukan militer Turki saat sedang bertugas. (Twitter.com/DaggRober)

Tidak hanya di ranah produksi pesawat, beberapa tahun sebelumnya implementasi kebijakan luar negeri maupun militer yang dimiliki AS dan Turki di Timur Tengah mengalami gesekan yang cukup tajam. Banyak ahli kemudian yang menganggap gesekan ini menjadi pukulan serius atas hubungan bilateral Turki-AS.

Dilaporkan The Washington Post, invasi militer yang dilakukan Pasukan Turki pada tahun 2018 dan 2019 terhadap Wilayah Utara Suriah yang saat itu dikuasi Pasukan Syrian Democratic Forces (SDF) yang merupakan sekutu utama AS dalam Perang Saudara Suriah, menjadi permasalahan serius yang menyelimuti relasi kedua negara sampai saat ini. Keterlibatan Turki sendiri ke Suriah didasari ancaman keamanan nasional Turki yang melihat pasukan SDF dimana sebagian besar orang Kurdi yang Ankara percaya dapat membahayakan wilayah perbatasan Turki-Suriah. 

Karena invasi yang dilakukan Turki, pada tahun 2018-2019 Pasukan SDF yang awalnya sangat kokoh harus mengalami kemunduran serius. Akhirnya Pasukan Pemerintah Suriah ikut membantu Pasukan SDF menghentikan gerak laju Militer Turki dan kelompok-kelompok yang mereka sokong, seperti Free Syrian Army (FSA).

Persekutuan AS dan SDF diawali dari pembentukan koalisi global melawan ISIS di Suriah dan Irak, di mana Washington melihat Pasukan SDF sangat efektif melawan ISIS dan tidak berafliasi dengan Pemerintah Suriah. Meskipun saat ini bantuan AS terhadap SDF tidak seefektif seperti dulu, tetapi dengan keberadaan Pasukan AS di Suriah yang berpatroli di sepanjang Wilayah SDF setidaknya hal itu dapat menjadi efek jera bagi Turki untuk tidak melanjutkan serangannya. 

3. Sanksi ekonomi dan individual dari Amerika Serikat

3 Konfrontasi AS-Turki yang Mengancam Hubungan BilateralNilai mata uang Turki, Lira, jatuh terus seiring keterlibatan Turki dalam Konflik Nagorno-Karabakh di Kaukasus. twitter.com/NickWalterson

Sebagai sekutu, Amerika Serikat tidak dapat terlihat terlalu "kasar" dalam menghukum Turki yang tanggung jawab atas berbagai kebijakannya. Namun, Pemerintah AS tidak segan memberikan contoh kepada sekutu-sekutunya untuk tidak mencoba melawan kepentingan nasional Amerika Serikat.

Dilaporkan The Washington Post, sejak masa Kepresidenan Donald Trump, Amerika Serikat menjawab "ketidakpatuhan" Ankara dengan memberikan sanksi individual terhadap orang-orang penting di negara itu hingga menekan ekonominya, seperti penetapan tarif impor besi ke Turki yang akhirnya menyebabkan nilai mata uang Turki, Lira, jatuh. 

Menjawab sanksi AS, pemerintah Turki pun akhirnya sedikit demi sedikit melepas ketergantungannya dengan pasar AS dan mulai menjalin hubungan yang harmonis terhadap rival-rival utama Washington, yaitu Rusia dan Tiongkok. Sekarang tidak dapat diketahui dengan pasti apa yang akan menjadi masa depan bagi kedua negara itu, Turki dengan ambisinya melebarkan pengaruh di Timur Tengah dan AS yang mencoba menjamin dominasinya serta sekutunya tetap kuat di Timur Tengah, mau tidak mau masing-masing negara akan terus berkonfrontasi demi mencapai kepentingannya.

Baca Juga: AS Bela Israel, Erdogan kepada Biden: Tangan Anda Berlumuran Darah

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya