Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) memulai investigasi tragedi Halloween Itaewon yang memakan 155 korban jiwa. Mayoritas korban tewas adalah anak-anak muda berusia 20 tahun ke atas.
Dilansir dari Yonhap, Selasa (1/11/2022), Kementerian Pendidikan Korsel mengumumkan bahwa ada enam siswa sekolah menengah yang menjadi korban tewas.
Kepolisian Korsel dan ahli forensik telah memulai penyelidikan dan pemeriksaan bersama di lokasi kejadian sejak Senin sore kemarin.
Penyelidik juga menganalisis sejumlah video dari kamera pengintai atau CCTV yang terpasang di sudut-sudut Itaewon.
Mereka akan merumuskan apa penyebab tragedi tersebut, yang menyebabkan banyak orang berdesakan dan sulit keluar dari tempat kejadian.
Seorang warga Indonesia bernama Beta Bayusantika, yang sedang menempuh pendidikan magister di Universitas Hanyang, berada di lokasi ketika kerusuhan terjadi.
Pengaku penggemar berat drama Itaewon Class itu berharap dapat mengunjungi Itaewon saat pandemik COVID-19 mereda. Kemudian, pada Sabtu, ia pergi ke Itaewon untuk menikmati Halloween pertamanya.
“Saya pergi ke sana sekitar pukul 09.00 sampai 10.00 malam di Stasiun Itaewon. Itu sangat ramai. Dari sudut gang, kami melihat orang-orang berusaha keluar dari sana. Itu sangat memilukan,” ujarnya saat diwawancara lewat telepon oleh Korea Times.
Duta Besar RI untuk Korea Selatan (Korsel), Gandi Sulistiyanto, mengungkapkan sampai saat ini terkonfirmasi tidak ada korban Warga Negara Indonesia (WNI) dalam tragedi tersebut.
"Sampai saat ini, ada 26 warga negara asing yang tewas akibat tragedi Itaewon dan tidak ada WNI,” kata Gandi.
WNA korban tewas ini dari 14 negara yaitu Iran 5 orang, China 4 orang, Rusia 4 orang, Amerika Serikat 2 orang, Jepang 2 orang, Prancis, Australia, Vietnam, Uzbekistan, Norwegia, Kazakhstan, Thailand, Sri Lanka, Austria masing-masing satu orang.