Inggris Akan Perkenalkan RUU Larangan Rokok untuk Generasi Muda 

Anak dibawah 15 tahun akan dilarang membeli rokok

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Inggris, pada Rabu (20/3/2024), akan mengajukan RUU di parlemen untuk memenuhi janjinya menghentikan kebiasaan merokok di kalangan generasi muda. Undang-Undang Tembakau dan Vape ini akan menjadi salah satu aturan anti-tembakau paling ketat di dunia jika disahkan tanpa amandemen.

RUU ini akan melarang anak-anak yang berusia 15 tahun atau lebih muda pada tahun ini untuk membeli tembakau secara legal.

"Jika kita ingin membangun masa depan yang lebih baik untuk anak-anak kita, kita perlu mengatasi penyebab tunggal terbesar dari masalah kesehatan, kecacatan, dan kematian yang sepenuhnya dapat dicegah yaitu merokok," kata Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.

1. Pro dan kontra terhadap RUU larangan rokok

RUU larangan rokok untuk generasi muda ini menuai pro dan kontra. Sebagian pihak, termasuk mantan PM Inggris, Liz Truss, menilai aturan ini tidak sesuai dengan nilai-nilai konservatif. Meski demikian, RUU ini kemungkinan besar akan lolos karena didukung Partai Buruh sebagai oposisi.

Seorang sumber anonim menyebut ada 80 hingga 100 anggota parlemen yang tak setuju dengan RUU ini. Hal ini membuat PM Sunak harus mengandalkan suara Partai Buruh.

Sebaliknya, Alun Cairns, anggota parlemen konservatif yang awalnya menentang, kini mendukung RUU ini demi kesehatan masyarakat. Ia tak lagi percaya bahwa pasar bebas bisa mengatasi masalah rokok. Cairns menjadi salah satu dari banyak anggota parlemen lain yang berubah pikiran.

Baca Juga: Inggris Rencana Bayar Pencari Suaka Rp59 Juta agar Pindah ke Rwanda

2. Rokok merusak kesehatan dan ekonomi Inggris

Inggris mengatakan bahwa kebiasaan merokok menelan biaya hingga 17 miliar poundsterling atau sekitar Rp349 triliun setiap tahunnya. Biaya ini digunakan untuk membiayai layanan kesehatan nasional akibat penyakit yang disebabkan rokok.

Selain itu, produktivitas ekonomi juga turun karena gangguan kesehatan para perokok. Sebuah survei menemukan 71 persen orang dewasa Inggris ingin negaranya bebas dari asap rokok, sementara hanya 12 persen yang menolak.

Anggota parlemen, Flick Drummond, sangat mendukung larangan merokok, meski ia paham keberatan sebagian pihak yang menilai negara terlalu mencampuri kehidupan pribadi warga.

"Mengobati perokok itu mahal dan membebani layanan kesehatan masyarakat. Merokok juga tragedi kemanusiaan karena membunuh banyak orang dengan cepat," ujarnya. 

3. RUU juga akan mengatur penjualan vape

Inggris Akan Perkenalkan RUU Larangan Rokok untuk Generasi Muda ilustrasi toko vape. (unsplash.com/E-Liquids UK)

Selain rokok, RUU baru ini juga akan mengatur soal vape yang makin populer di kalangan anak muda Inggris.

Inggris sebenarnya mendukung vape sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok. Namun, meningkatnya jumlah anak muda yang menggunakan vape membuat pemerintah ingin membuat aturan yang lebih ketat.

RUU ini akan membatasi bagaimana vape dipajang di toko, membatasi pilihan rasa, serta melarang kemasan yang menarik bagi anak-anak.

Meski begitu, pemerintah menegaskan tak akan mengkriminalisasi para perokok. Orang dewasa yang saat ini sudah boleh membeli rokok tetap akan diperbolehkan. Sebelumnya, Selandia Baru juga sempat membuat aturan serupa, namun akhirnya dicabut oleh pemerintahan baru hasil pemilu.

Baca Juga: Kate Middleton Perdana Tampil di Publik Usai Rumor Hilang

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya