Putra Donald Trump Kritik Besarnya Jaminan yang Harus Dibayar Ayahnya

Trump harus bayar jaminan Rp7,1 triliun atas kasus penipuan

Jakarta, IDN Times - Eric Trump, putra mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengkritik putusan hakim yang mewajibkan ayahnya menyerahkan uang jaminan sebesar 454 juta dolar AS atau (sekitar Rp7,1 triliun) terkait kasus penipuan properti. Ia menganggap nilai jaminan sebesar itu tidak wajar dan belum pernah terjadi di AS.

"Tidak ada yang pernah melihat jaminan uang sebesar ini," ujar Eric kepada stasiun televisi Fox News pada Minggu (24/3/2024).

Eric juga menyebutkan, para petinggi perusahaan asuransi besar tertawa ketika dimintai jaminan uang hampir setengah miliar dolar AS, karena jumlahnya yang sangat besar dan tidak lazim.

1. Properti Trump terancam disita

Jaksa Agung New York, Letitia James, bersiap untuk menyita aset milik Trump mulai Selasa (26/3/2024) pagi. Penyitaan ini meliputi rekening bank dan properti Trump, menyusul tenggat waktu yang ditetapkan pengadilan bagi keluarga Trump dan perusahaannya untuk membayar uang jaminan tersebut.

Sementara itu, Eric menyatakan bahwa jumlah uang jaminan sebesar itu mustahil untuk dipenuhi dalam waktu singkat. Namun, ia tetap optimistis ayahnya akan memenangkan kasus ini. 

Baca Juga: Properti Donald Trump Terancam Disita jika Tak Bayar Denda Rp7 Triliun

2. Eric menilai tuduhan terhadap ayahnya bermuatan politis

Eric, yang merupakan Wakil Presiden Eksekutif Trump Organization, menuduh bahwa pihak berwenang berusaha menyingkirkan ayahnya dari bisnis dan mengambil semua sumber daya yang seharusnya digunakan untuk kampanye presiden.

Ia memperingatkan bahwa langkah ini akan menjadi bumerang dan akan segera terbongkar ke masyarakat. Eric juga terkena denda hampir 4 juta dolar AS (sekitar Rp63 miliar) dalam kasus yang sama.

"Anda tahu apa itu, itu adalah angka yang tidak masuk akal," ujar Eric, dikutip dari The Guardian

3. Sejumlah pengusaha AS turut kritik besarnya jaminan

Sejumlah pengusaha dan investor di Negeri Paman Sam turut mengkritik besarnya jaminan yang harus dibayar Trump. Salah satunya adalah Kevin O'Leary, yang dikenal sebagai pembawa acara bisnis Shark Tank. 

Ia mempertanyakan mengapa aset seseorang harus disita dalam waktu singkat, yaitu 27 hari, dan tidak diberikan waktu lebih lama untuk mengumpulkan uangnya.

O'Leary menegaskan bahwa kritiknya terhadap putusan pengadilan bukan karena ia membela Trump, melainkan karena ia merasa putusan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai penting yang dianut oleh AS, yaitu perlindungan terhadap properti pribadi dan proses hukum yang adil bagi semua orang.

Baca Juga: Mike Pence Tolak Dukung Donald Trump pada Pemilu 2024 

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya