Uni Eropa Luncurkan Paket Sanksi Baru, Rusia Susun Serangan Balasan

Rusia ancam akan hentikan ekspor ke negara-negara musuh

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa dikabarkan akan segera merampungkan paket sanksi baru bagi Rusia atas invasinya ke Ukraina. Paket sanksi kali ini akan mencakup kebijakan embargo terhadap minyak dan gas (migas) Rusia secara bertahap.

Pembicaraan terkait embargo minyak sempat terhambat akibat adanya penolakan dari Hungaria dan Slovakia yang merupakan negara yang sangat bergantung pada impor migas Rusia. Oleh karena itu, Uni Eropa membarikan kelonggaran bagi kedua negara tersebut dengan mengecualikan mereka dari kebijakan embargo, dilansir Reuters.

Baca Juga: Rusia Mau Pencabutan Sanksi Barat Jadi Syarat Perdamaian di Ukraina

1. Paket sanksi keenam dari Uni Eropa

Paket sanksi kali ini akan menjadi yang keenam oleh Uni Eropa ke Rusia. Salah satu pejabat Uni Eropa, Josep Borell, mengatakan paket sanksi kali ini akan mencakup pemblokiran lebih banyak bank Rusia dari SWIFT, sanksi bagi para aktor propaganda dan embargo terhadap impor migas Rusia ke eropa, dilansir Reuters.

Kebijakan sanksi baru ini akan dipresentasikan pada Rabu (4/5/2022), untuk memperoleh persetujuan dari 27 negara anggota Uni Eropa.

Baca Juga: Dua Negara Ini Tolak Desakan Uni Eropa untuk Embargo Migas Rusia

2. Rusia siapkan sanksi balasan

Rusia dikabarkan sedang menyiapkan sanksi balasan sebagai respons atas sanksi bertubi-tubi negara Barat. Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa ia akan menghentikan ekspor dan membatalkan perjanjian dagang dengan negara dan entitas yang dianggap tak bersahabat, dilansir dari Dawn.

Ancaman Rusia kali ini disebut sebagai yang paling keras sejak awal invasi. Sebelumnya, Rusia telah menghentikan impor migas ke Polandia dan Bulgaria. Tindakan ini diambil karena kedua negara ini menolak untuk membayar dengan rubel.

Baca Juga: Usai Putus dari Rusia, Polandia-Bulgaria Klaim Pasokan Gas Tetap Aman

3. Sanksi Rusia akan rampung dalam 10 hari

Pada Selasa (3/5/2022), Putin mendandatangani sebuah dekrit untuk mewujudkan ancamannya tersebut. Dekrit tersebut memuat pelarangan ekspor produk dan bahan mentah kepada negara, entitas, dan individu yang berada dalam daftar musuh Rusia. Pemerintah Rusia mengatakan bahwa paket sanksi tersebut akan rampung dalam waktu 10 hari, dilansir Reuters.

Dampak dari penghentian ekspor dan pembatalan perjanjian ini disebut akan berpotensi mengacaukan pasar. Putin mengatakan bahwa ini adalah akibat dari tindakan semena-mena AS dan sekutunya yang membekukan aset Federasi Rusia dan warganya.

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya