Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) akan mengirim sistem pertahanan udara Pariot lagi ke Ukraina, kata dua pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim pada Selasa (11/6/2024).
Ini akan menjadi sistem Patriot kedua yang diberikan AS ke Ukraina. AS secara rutin telah menyediakan rudal untuk sistem tersebut tetapi dalam jumlah yang tidak diungkapkan. Langkah AS ini disebut telah disetujui oleh Presiden Joe Biden.
Ukraina saat ini sedang menghadapi serangan intensif Rusia di wilayah Kharkiv. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, pasukannya membutuhkan dua sistem Patriot untuk melindungi wilayah tersebut.
Akhir bulan lalu, Zelenskyy telah memohon bantuan tambahan sistem Patriot buatan AS, dengan alasan untuk membantu pasukannya melawan hampir 3 ribu bom yang diluncurkan Rusia setiap bulan.
"Jika kita memiliki sistem Patriot modern, pesawat (Rusia) tidak akan mampu terbang cukup dekat untuk menjatuhkan bom terhadap penduduk sipil dan militer," ujarnya dalam konferensi pers di Spanyol, dikutip dari Associated Press.
AS secara rutin mendesak sekutunya untuk membantu sistem pertahanan udara Ukraina. Namun, banyak yang enggan menyerahkan sistem teknologi tinggi tersebut karena juga merasa terancam oleh Rusia.
Dilansir Al Jazeera, Zelenskyy mengklaim bahwa negaranya membutuhkan setidaknya tujuh sistem rudal Patriot serta pertahanan udara lain agar militer dapat melindungi pusat kota Ukraina.
Rusia telah menargetkan jaringan listrik Ukraina dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu memaksa perusahaan-perusahaan energi melakukan pemadaman bergilir secara nasional.
Zelenskyy mengatakan, Ukraina membutuhkan peralatan untuk memperbaiki peralatan listrik dan pemanas yang saat ini tidak berfungsi.
"Ini akan memungkinkan kami untuk merespons situasi di sini dan saat ini," katanya.
Dalam acara di Jerman, Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov juga berbicara mengenai situasi di wilayahnya. Dia mengatakan bahwa Kharkiv menjadi lebih tenang sejak peluncur rudal Rusia terkena tembakan Ukraina.
"Ada jeda dalam penembakan, yang menurut saya ada hubungannya dengan fakta bahwa peralatan (Rusia) yang digunakan untuk menembaki Kharkiv telah berhasil dihancurkan," katanya, dilansir BBC.
"Dibandingkan dengan bulan Mei, keadaannya sedikit lebih tenang, tapi saya tidak bisa mengatakan bahwa semuanya benar-benar demikian," tambahnya.
Rusia menyerang Kharkiv pada 10 Mei secara mengejutkan. Serangan itu telah membuka front pertempuran baru dan saat ini pasukan Rusia terus berusaha merebut beberapa wilayah di daerah tersebut.