13 Hal yang Belum Kamu Tahu Soal Bintang Leicester, Riyad Mahrez

Mahrez lahir di sebuah kota kecil di utara Paris, bernama Sarcelles. Orangtuanya adalah keturunan Aljazair dan Maroko.

Meski lahir di Perancis, Mahrez memiliki darah Aljazair dan Maroko, membuatnya punya tiga kewarganegaraan.

Dia memilih tim nasional Aljazair karena merasa lebih dekat dengan kampung halaman sang ayah.

AAS Sarcelles adalah klub di awal karier sepakbolanya. Kemudian pada 2009 dia bergabung dengan Le Havre, tim di kasta kedua liga Perancis, Ligue 2. Bertahan selama lima tahun membuat Mahrez dilirik Leicester pada 2014.

Mahrez pernah menolak tim-tim papan atas liga Perancis, PSG dan Marseille. Kedua tim tersebut ingin merekrutnya untuk tim B atau tim cadangan, tapi Mahrez lebih memilih Le Havre agar bisa bermain di tim utama.

Bergabung di transfer musim dingin Januari 2014. Mahrez langsung tampil apik setelah menjadi cadanga selama empat pertandingan pertama. Pada akhir musim Mahrez dan tim berhasil naik ke Liga Primer Inggris untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir.

Terseok-seoknya Leicester membuat mereka terancam kembali ke kasta kedua. Namun, di sembilan pertandingan terakhir mereka di musim 2014/2015, Leicester berhasil memenangkan tujuh pertandingan yang membuat mereka bertahan di EPL. Dua gol Vardy yang membuat mereka memastikan diri sebagai tim liga utama Inggris saat menang 2-0 atas Southampton.

Kedatangan Ranieri dipercaya jadi suntikan motivasi terbesar para pemain Leicester. Dengan pengalaman melatih tim sekelas AS Roma dan Juventus, Ranieri berhasil membuat perubahan di tim. Mahrez kembali dengan sentuhannya seperti saat membela La Havre. Gocekan Mahrez berhasil mengecoh lawan, memberi assist untuk Vardy, dan mencetak gol.

Tiga gol dalam satu pertandingan menghadapi Swansea City pada Desember 2015, membuat Mahrez jadi pemain Aljazair pertama yang cetak hattrick di EPL.

Penampilan apik mereka selama setengah musim dengan Leicester membuat sejumlah tim inginkan Mahrez dan Vardy. Seperti dilansir leicestermercury.co.uk, Mahrez, terhitung pada bursa transfer Januari 2016, bisa dilepas dengan harga maksimal 30 juta poundsterling.

Semua terbukti saat pertandingan Minggu (24/4) kemarin saat mengalahkan Swansea City empat gol tanpa balas. Vardy yang terkena skorsing akibat kartu merah di laga sebelumnya membuat Mahrez menjadi tumpuan Leicester, banyak pihak yang meragukan tim tanpa Vardy. Namun, semua keraguan itu terbantahkan dengan penampilan apik Mahrez yang menaikkan semangat tim dengan golnya.

Sejauh ini Vardy telah mencetak 17 gol dan 11 assist yang menempatkannya di lima besar top scorer dan tiga besar pemberi assist terbanyak Liga Inggris.

Gelar pemain terbaik dari Professional Footballers' Association (PFA) pun diraih Mahrez. Seperti dilansir bbc.com, Mahrez mendapat vote melebihi penyerang Tottenham Hary Kane dan rekan setim Vardy.

Dengan Leicester City unggul delapan poin dari rival terdekat, Tottenham Hotspur, Mahrez tentunya tidak akan kendor dan memberikan gelar EPL pertama The Foxes.