Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Kamis (17/2/22) mengumumkan penarikan pasukannya dan Eropa dari Mali. Pasukan Prancis telah berada di Mali selama sembilan tahun untuk memerangi kelompok militan sempalan ISIS dan Al Qaeda.
Hubungan Prancis dengan Mali telah memburuk dan mencapai titik terendah. Prancis dan Sekutu Eropa serta Afrika mengatakan, pemerintahan Mali yang kini dipimpin oleh militer telah menciptakan 'berbagai penghalang', sehingga melanjutkan operasi militer di Mali tidak lagi memungkinkan.
Para analis melihat, keluarnya pasukan Prancis dari Mali akan menciptakan kekosongan. Kelompok militan yang aktif di perbatasan Mali-Niger dapat memberikan ancaman krusial dalam jangka pendek, sebelum pasukan perdamaian PBB dan pasukan keamanan lain beradaptasi.