Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Meta Blokir Akses ke Halaman Berita Muslim di India

Ilustrasi lambang Meta. (unsplash.com/Mariia Shalabaieva)

Jakarta, IDN Times - Meta telah memblokir akses ke akun Instagram halaman berita Muslim terkemuka, @Muslim, untuk pengguna di India. Tindakan ini diambil menyusul permintaan resmi dari pemerintah India.

Pendiri dan pemimpin redaksi akun tersebut, Ameer Al-Khatahtbeh, mengecam tindakan tersebut sebagai sensor seiring meningkatnya permusuhan antara India-Pakistan.

"Saya menerima ratusan pesan, email, dan komentar dari pengikut kami di India. Mereka mengatakan bahwa tidak dapat mengakses akun kami," kata Khatahtbeh dalam sebuah pernyataan pada 7 Mei 2025.

"Ketika platform dan negara mencoba membungkam media, hal itu memberi tahu bahwa kami melakukan tugas kami untuk meminta pertanggungjawaban dari mereka yang berkuasa," tambahnya, dikutip dari The Straits Times pada Kamis (8/5/2025).

1. Konten dianggap sebagai pelanggaran hukum di India

Khatahtbeh meminta maaf kepada para pengikutnya di India. Pihaknya mengatakan akan terus mendokumentasikan kebenaran dan berdiri teguh demi keadilan. Ia telah meminta Meta untuk mengaktifkan kembali akun tersebut bagi pengguna di negara itu.

Pengguna Instagram di India yang mencoba mengakses unggahan dari akun tersebut mendapat pesan yang menyatakan, 'Akun tidak tersedia di India. Ini karena kami mematuhi permintaan hukum untuk membatasi konten ini'.

Akun @Muslim memiliki sekitar 6,7 juta pengikut dan merupakan salah satu sumber berita terkait Islam yang paling banyak diikuti di Instagram. Halaman itu menggambarkan dirinya sebagai sebuah platform media independen yang menyampaikan berita, kisah, dan liputan Muslim kepada komunitas Muslim global.

Meta belum mengeluarkan komentar langsung mengenai kasus tersebut. Namun, ia merujuk pada kebijakannya dalam membatasi konten, ketika pemerintah meyakini materi di platformnya sebagai pelanggaran hukum setempat.

2. India juga memblokir saluran YouTube hingga melarang tokoh Pakistan ke India

Ilustrasi bendera India. (pexels.com/Studio Art Smile)

New Delhi juga telah melarang lebih dari selusin saluran YouTube dan berita Pakistan. Alasannya, diduga menyebarkan konten provokatif dan memicu ketegangan publik. Dalam beberapa hari terakhir, akses ke akun Instagram mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan juga telah diblokir di negara itu.

Selain itu, bintang film Bollywood Pakistan, Fawad Khan dan Atif Aslam, juga dilarang masuk ke India. Hal yang sama juga dirasakan oleh sejumlah pemain kriket, seperti pemain bintang Babar Azam dan Mohammad Rizwan.

3. Eskalasi konflik India-Pakistan

Perkembangan ini terjadi di tengah eskalasi konflik antara New Delhi dan Islamabad, dua minggu setelah India menyalahkan Pakistan karena mendukung serangan mematikan di wilayah Pahalgam, Kashmir yang dikelola India. Pakistan menolak tuduhan tersebut dan memperingatkan akan membalas serangan udara India.

Sebanyak 48 orang tewas di kedua pihak akibat meningkatnya kekerasan, sejak India melancarkan serangan militer yang diberi nama Operasi Sindoor pada 7 Mei 2025. Pihak Delhi mengklaim bahwa serangan itu menargetkan kamp teroris di sepanjang perbatasan Kashmir yang disengketakan.

Pada 8 Mei, kedua negara saling menuduh atas gelombang serangan drone atau pesawat tak berawak. Islamabad membantah adanya serangan lintas batas, dan justru menuduh pasukan India mengirim drone ke wilayah Pakistan. Pihaknya mengklaim telah menembak jatuh 25 drone India dalam beberapa hari terakhir, Al Jazeera melaporkan.

Meningkatnya permusuhan antara kedua negara tersebut juga telah memicu banjir misinformasi di dunia maya. Pengguna media sosial menyebarkan berbagai hal, mulai dari video deepfake hingga gambar lama dari konflik yang tidak terkait.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us