Baku Tembak di Kamp Pengungsi Rohingya Bangladesh Tewaskan 5 Orang

5 Orang yang tewas adalah anggota ARSA

Jakarta, IDN Times - Setidaknya lima pengungsi Rohingya tewas di Bangladesh akibat bentrokan sebelum fajar pada Jumat (7/7/2023). Bentrokan itu pecah beberapa jam setelah jaksa Pengadilan kriminal Internasional (ICC) mengunjunggi permukiman tersebut untuk mengumpulkan kesaksian.

"Kelima orang yang tewas dalam tembak-menembak adalah anggota ARSA, termasuk seorang komandan," kata Juru bicara Bataliyon Polisi Bersenjata yang menjaga kamp pengungsi, Faruq Ahmed, mengatakan pada AFP.

Usai bentrokan itu, menurutnya, keamanan telah ditingkatkan di kamp-kamp tersebut.

Baca Juga: Delegasi Rohingya di Bangladesh Akan Cek Kamp Buatan Junta Myanmar 

1. Kekerasan terjadi setelah salah satu pemimpin komunitas pengungsi terbunuh

Melansir Al Jazeera, Bangladesh adalah rumah bagi sekitar satu juta etnis Rohingya. Sebagian besar dari mereka adalah para korban yang melarikan diri dari penumpasan militer pada 2017 di Myanmar. Kini pembantaian etnis Rohingya menjadi kasus penyelidikan genosida di pengadilan PBB.

Kekerasan yang terjadi pada minggu ini adalah yang terbaru dari serangkain bentrokan mematikan antara Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) dan Organisasi Solidaritas Rohingya (RS0). Mereka adalah dua kelompok yang bersaing yang beroperasi di kamp-kamp pengungsi tersebut.

Ahmed juga mengatakan kekerasan tersebut terjadi beberapa jam setelah pembunuhan seorang pemimpin komunitas pengungsi, Ebadullah, yang diduga dilakukan oleh ARSA. Kelompok ARSA tidak segera memeberikan komentar atas kasus pembunuhan tersebut, tapi anggotanya dituduh menargetkan pemimpin sipil Rohingya yang menentang otoritasnya.

Baca Juga: Rohingya Minta Segera Dipulangkan ke Myanmar 

2. ARSA dituduh berada di balik meningkatnya jumlah kejahatan di kamp pengungsi Bangladesh

Baku Tembak di Kamp Pengungsi Rohingya Bangladesh Tewaskan 5 Orangilustrasi(unsplash.com/Maxim Hopman)

Melansir La Prensa Latina, ARSA dituduh menjadi dalang meningkatnya jumlah kejahatan yang terjadi di kamp para pengungsi di Bangladesh baru-baru ini, termsuk kasus pembunuhan, penculikan, dan perdagangan narkoba.

Kelompok tersebut juga diduga melakukan serangkaian serangan terhadap pasukan keamanan di provinsi Rakhine, sebelah selatan Myanmar pada 2017. Serangan itu menyebabkan tentara melakukan pembalasan brutal yang mengakibatkan sekitar 774 ribu orang Rohingya melaraikan diri ke Bangladesh.

Pemiimpin kelompok Rohingya lainnya menuduh bahwa ARSA telah meningkatkan kejahatan di kamp, termasuk pembunuhan beberpa dari pemiimpin komuntas untuk menghalanggi repatriasi Rohingya ke Myanmar.

Baca Juga: Myanmar Datangi Pengungsi Rohingya, Uji Coba Pemulangan ke Rakhine 

3. Pemotongan dana bantuan untuk pengungsi memperburuk keadaan di kamp

Baku Tembak di Kamp Pengungsi Rohingya Bangladesh Tewaskan 5 Orangilustrasi kamp.(unsplash.com/Julie Ricard)

Melansir Al Arabiya, pemotongan dana memaksa badan pangan PBB untuk memotong jatah bantuan ke pemukiman pengungsi sebanyak dua kali dalam beberapa bulan terkahir. Para pekerja pemberi bantuan juga telah memperingatkan langkah pemotongan dana tersebut, kemungkinan akan memperburuk situasi keamanan yang sudah sangat rawan dan genting di kamp pengungsi Bangladesh.

Hingga saat ini, Bangladesh dan Myanmar telah memperbarui upaya mereka untuk mulai memulangkan para pengungsi Rohingya ke tanah air mereka. Rohingya adalah etnis minoritas tanpa kewarganegaraan yang telah mengalami penganiayaan selama beberapa dekade dan ditolak kewarganegaraannya.

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya