Kepala Tim Kemanusian PBB, Martin Griffiths Mengundurkan Diri

Kesehatan Griffiths memburuk

Jakarta, IDN Times - Kepala urusan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Martin Griffiths mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya karena alasan kesehatannya yang memburuk.

Griffiths yang juga kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusaan Kemanusiaan (OCHA) dan menjabat sebagai koordinator bantuan darurat selama tiga tahun telah memberi tahu Sekretaris Jenderal, Antonio Guterres tentang niat pengunduran dirinya pada Juni nanti.

“Bagi semua orang di UNOCHA, ini merupakan keistimewaan dalam hidup saya. Saya sangat berutang budi pada Anda. Kepada seluruh mitra dan pendukung, terima kasih telah memperjuangkan perjuangan masyarakat yang berada dalam krisis,” kata Griffiths, pada Senin (25/3/2024).

Baca Juga: PBB Desak Israel Cabut Larangan Pengiriman Makanan ke Gaza Utara 

1. Griffiths memainkan perang penting dalam konflik di Gaza

Dilansir Al Jazeera, Griffiths memainkan peran penting dalam mendesak bantuan ke Jalur Gaza. Dia juga memimpin upaya serupa untuk Yaman. Bulan lalu, ia memperingatkan Israel untuk tidak mengabaikan seruan yang menentang rencana serangan di kota Rafah, Gaza selatan.

Rafah merupakan tempat 1,5 juta warga Palestina berlindung. Dia juga memperingatkan bahwa operasi Israel dapat menyebabkan pembantaian

“Serangan tanggal 7 Oktober terhadap Israel sangat mengerikan – saya telah berulang kali mengutuk serangan tersebut dan akan terus melakukan hal yang sama. Tapi mereka tidak bisa membenarkan apa yang terjadi pada setiap anak, perempuan dan laki-laki di Gaza,” tulis Griffiths dalam sebuah opini untuk Al Jazeera pada Februari.

Baca Juga: Sekjen PBB: Kegagalan atas Resolusi DK PBB Tidak Dapat Dimaafkann

2. Griffiths peringatkan konflik yang terjadi di Sudan dan Myanmar

Dilansir Barron's, Griffiths pernah bekerja untuk organisasi kemanusiaan internasional termasuk UNICEF, Save the Children dan ActionAid. Bulan ini, dia memperingatkan hampir 5 juta orang di Sudan bisa menderita kelaparan parah dalam beberapa bulan mendatang.

Pada Agustus lalu, Griffiths sempat berkunjung ke Myanmar yang dilanda konflik. Namun, kelompok masyarakat sipil mengatakan, kunjungannya gagal untuk mencapai kemajuan subtansial dalam bantuan kemanusiaan. Dia justru diklaim telah memberikan legitimasi kepada junta Myanmar yang telah mempersenjatai bantuan.

Setelah kunjungannya, Griffiths mencatat bahwa krisis yang terjadi berturut-turut telah menyebabkan sepertiga dari total penduduk Myanmar membutuhkan bantuan. Dia juga meminta militer untuk meningkatkan akses terhadap bantuan kemanusiaan.

“Kami membutuhkan akses yang lebih baik sehingga kami dapat membantu mereka setiap hari, setiap hari, setiap minggu, dengan aman dan terjamin,” katanya, dikutip Al Jazeera.

3. Masalah kesehatan Griffiths tidak diungkap

Dilansir Newarab, wakil juru bicara Sekretaris Jendral PBB, Farhan Haq tidak mengungkapkan masalah kesehatan apa yang dialami Griffiths.

“Dia tanpa kenal lelah mengadvokasi bantuan yang menyelamatkan nyawa untuk menjangkau mereka yang paling membutuhkan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukannya,” kata Haq.

Haq juga menjelaskan, Griffiths adalah seorang diplomat dan mediator yang terampil. Dia juga seorang negosiator atas solusi terhadap beberapa krisis yang paling sulit diselesaikan.

Baca Juga: Akhirnya DK PBB Sepakati Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

seorang pencari sumber angin

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya