Korea Selatan Janjikan Bantuan untuk Ukraina Rp35,2 Triliun

Seoul tunjukan peran pentingnya di panggung global

Jakarta, IDN Times - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol menjanjikan bantuan sebesar 2,3 miliar dolar AS (sekitar Rp35,2 triliun) untuk Ukraina. Bantuan itu untuk membantu Kiev membangun kembali negaranya dan bantuan kemanusiaan, lapor Yonhap Minggu (10/9/2023).

Korea Selatan akan memberikan 300 juta dolar AS (sekitar Rp4,6 triliun) pertama sebagai bantuan kemanusiaan pada 2024. Dalam KTT G20 di India, Yoon mengatakan sisanya akan diberikan dalam bentuk pinjaman jangka panjang berbunga rendah melalui dana bantuan Korea Selatan, Dana Kerjasama Pembangunan Ekonomi (EDCF) mulai 2025.

“Ini akan menunjukkan peran tanggung jawab kami sebagai negara penting global dalam memimpin bantuan bagi pemulihan perdamaian di Ukraina dan meletakkan dasar bagi partisipasi penuh kami dalam rekonstruksi Ukraina di masa depan,” kata seorang pejabat kepresidenan yang tidak disebutkan namanya kepada Yonhap.

Baca Juga: AS Beri Bantuan Rp6 Triliun untuk Perkuat Militer Ukraina

1. Yoon berjanji akan memperkuat bank pembangunan multiateral

Program EDCF pertama kali diluncurkan Korea Selatan pada 1987. Program itu bertujuan untuk mendukung proyek infrastruktur ekonomi dan sosial di negara-negara berkembang.

Dalam sebuah tajuk "Satu Masa Depan", Yoon berjanji untuk membantu memperkuat peran bank pembangunan multiateral agar mampu merespons tantangan baru. Itu termasuk untuk mengatasi krisis iklim dan meningkatkan ketahahanan pangan dan energi.

Yoon juga menyerukan perlunya meningkatkan sumber daya keuangan bank. Dia ingin mengatur ulang penggunaannya dengan tujuan membantu negara-negara yang masih berpendapatan rendah untuk melunasi utangnya.

Baca Juga: Presiden Korsel Ajak ASEAN untuk Perjuangkan Denuklirisasi Korut

2. Korea Selatan, Jepang dan China akan mengadakan pertemuan di Seoul

Dilansir Korea Times, Yoon juga bertemu dengan Presiden Amerika Serikat(AS) Joe Biden di sela-sela KTT G20. Saat makan malam, Yoon mengatakan pada Biden, skema kerja sama trilateral antara Korea Selatan, AS ,dan Jepang yang didirikan di Camp David pada bulan lalu akan memberikan kontribusi besar bagi Indo-Pasific dan komunitas global.

Biden juga menyatakan kerja sama ketiga negara akan memberikan pengaruh positif terhadap rakyat mereka.

Yoon melakukan pertemuan singkat dengan Perdana Menteri China, Li Qiang dan menyatakan harapanya untuk bertemu denganya lagi pada tahun ini. Pembicaraan Yoon kepada Li nampaknya mengacu pada pertemuan puncak trilateral Korea Selatan, Jepang, dan China yang akan diadakan di Seoul. Sebelumnya, kedua pejabat tersebut telah bertemu di Jakarta dalam rangka KTT ASEAN.

3. Yoon memperingatkan ancaman Korea Utara dan Rusia di KTT ASEAN

Korea Selatan Janjikan Bantuan untuk Ukraina Rp35,2 Triliunilustrasi potret Yoon Suk Yeol.(twitter.com/윤석열 Yoon Suk Yeol)

Pada KTT ASEAN, Yoon berpesan kepada anggota ASEAN dan negara-negara Pasifik agar lebih menyoroti soal meningkatnya ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. Yoon mengeluarkan peringatan tentang potensi kerja sama militer antara Rusia dan Pyongyang.

Dia juga mendesak China agar memerankan perannya untuk menghalangi program nuklir Korea Utara. 

"Program nuklir Korea Utara tidak boleh menggagalkan hubungan Seoul-Beijing," kata Yoon dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri China. Dia juga meminta dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk menegakkan resolusi PBB terhadap Korea Utara.

Kepada anggota ASEAN, Yoon juga mempromosikan pentingnya kerja sama trilateral antara Korea Selatan, AS, dan Jepang. Dia menyoroti komitmen blok tersebut untuk mendukung strategi regional ASEAN di tengah meningkatnya ketegangan China di Asia Tenggara.

Baca Juga: Jokowi: ASEAN-Australia Wajib Jaga Indo-Pasifik

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya