Teroris Tembakkan Artileri di Mali Utara, 2 Orang Tewas

Para teroris menyerang wilayah Timbuktu yang terisolasi

Jakarta, IDN Times - Setidaknya dua orang tewas dan lima lainnya terluka setelah tembakan artileri menghantam kota Timbuktu di Mali utara. Insiden terjadi setelah satu setengah bulan pejuang melakukan blokade di daerah tersebut.

Sejak pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai ditarik dari Mali pada bulan lalu, serangan di Mali utara meningkat hingga dua kali lipat. Pasukan penjaga PBB telah berada di Mali sekitar satu dekade untuk memerangi kelompok bersenjata.

“Kota Timbuktu menjadi sasaran serangan teroris sore ini,” kata militer dalam sebuah pernyataan pada Kamis (21/9/2023), menambahkan “jumlah korban sementara” adalah dua orang tewas dan lima orang terluka, dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: PBB: 50 Warga Sipil Mali Tewas Dibunuh Tentara Mali

1. Kelompok GSIM nyatakan perang di Timbuktu

Kelompok Dukungan untuk Islam dan Muslim (GSIM) yang terhubung dengan al-Qaeda menyatakan "perang di wilayah Timbuktu" pada Agustus lalu. Kelompok tersebut juga memperingatkan truk pemasok dari wilayah tetangga untuk tidak memasuki kota.

Satu setengah bulan setelah pernyataan tersebut, puluhan ribu penduduk Timbuktu hampir semuanya terputus dari dunia luar. Sejauh ini, para penduduk tersebut berjuang untuk bertahan hidup.

Seorang pedagang di pasar Timbuktu, Baba Mohamed, mengatakan situasinya semakin hari semakain menyedihkan. “Pasar saat ini sangat sulit karena jika terus seperti ini banyak toko yang tutup,” ujar Mohamed.

“Jika bahan makanan seperti minyak, susu, gula, beras, dan millet tidak tersedia secara normal, hal ini akan menyulitkan masyarakat,” imbuhnya.

Baca Juga: Pemberontak Tuareg Kuasai Mali Utara Usai Pertempuran Sengit

2. Para jihadis memperluas jangkauannya di Mali utara

Dilansir Ewn, para saksi mata yang berada di Timbuktu menggambarkan kehidupan yang ada di sana penuh dengan kelangkaan dan ketakutan. Hal itu disebabkan peluru mulai berjatuhan dan kebutuhan dasar yang mulai menipis.

Para jihadis telah memperluas pergerakannya di daerah pedesaan di sekitar kota-kota yang mempunyai pertahanan lebih baik di Mali utara. Diperkirakan, mereka bertujuan untuk meningkatkan tekanan terhadap pemerintah pusat daripada harus mengambil alih kota-kota tersebut.

Rezim militer Mali yang berkuasa, yang mengambil alih kekuasaan pada tahun 2020, saat ini sedang menghadapi tantangan keamanan di seluruh negeri. Akan tetapi, junta militer yang berkuasa meremehkan situasi di Timbuktu.

3. Meningkatnya kekerasan di Mali utara

Teroris Tembakkan Artileri di Mali Utara, 2 Orang Tewasilustrasi tentara sedang menghalau bentrokan.(pexels.com/ Emre Ezer)

Setelah lebih dari tiga tahun berkuasa, junta militer Mali berjuang melawan meningkatnya kekerasan di wilayah utara yang paling parag terkena dampak, setelah penarikan 17 ribu pasukan penjaga perdamaian PBB.

Bersamaan dengan itu, perjanjian perdamaian dengan pemberontak etnis Tuareg pada 2015 sepertinya telah gagal dan memperparah krisis keamanan. PBB telah memperingatakan bahwa akan terjadi krisis kemanusiaan jika situasi saat ini terus berlanjut di Timbuktu.

Kantor PBB bagian Koordinasi Urusan Kemanusian telah mencatat lebih dari 33 ribu orang telah meninggalkan Timbuktu dan Taoudeni di Mali utara. Orang-orang tersebut menuju ke Mauritania dan Aljazair untuk menghindari kekerasan di negara asalnya.

“Pengepungan ini telah menciptakan semacam kekacauan. Mereka yang mampu meninggalkan Timbuktu meninggalkan Timbuktu,” kata perwakilan badan pengungsi PBB untuk Mali, Mohammed Askia Toure.

“Kantor kami di Mauritania memperhatikan kedatangan ribuan warga Mali yang melarikan diri dari Timbuktu, meninggalkan wilayah di mana saat ini mereka tidak memiliki tempat berlindung yang aman,” imbuhnya.

Baca Juga: Serangan Teroris di Mali Tewaskan Sedikitnya 5 Tentara

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya