Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Paus Fransiskus ketika memberikan pesan Natal 2019 di Lapangan Santo Petrus) vaticannews.va
(Paus Fransiskus ketika memberikan pesan Natal 2019 di Lapangan Santo Petrus) vaticannews.va

Jakarta, IDN Times - Paus Fransiskus mengunjungi Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik Kongo. Salah satu isu yang diangkat oleh Paus adalah kolonialisme ekonomi di Afrika.

Masyarakat Kongo pun sudah antusias menunggu kedatangan Paus. Begitu Paus turun dari pesawat, mereka lantas melambai-lambaikan bendera dan bertepuk tangan.

1. Kunjungan pertama kali sejak 1985

Dilansir dari NPR, Rabu (1/1/2023), kunjungan Paus Fransiskus ke Kongo ini adalah yang pertama sejak 1985. Sebanyak 40 persen masyarakat Kongo memang beragama Katolik.

Selain ke Kongo, Paus nantinya juga akan mengunjungi Sudan Selatan. Kunjungan ini sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun lalu, namun harus ditunda karena kondisi kesehatan Paus dan membuatnya harus menggunakan kursi roda dalam beberapa bulan terakhir.

2. Mengutuk kolonialisme ekonomi di Afrika

Paus Fransiskus. (ANTARA FOTO/Reuters-Kim Kyung Hoon)

Bicara di Kongo, Paus mengangkat isu dan mengutuk kolonialisme ekonomi di Afrika. Ia menyebut, Kongo telah diliputi konflik dan sejarah dominasi asing.

“Eksploitasi politik memberi jalan untuk kolonialisme ekonomi dan memperbudak,” kata pemimpin Vatikan berusia 86 tahun tersebut.

“Akibatnya, negara ini dijarah besar-besaran, tidak untung. Padahal sumber dayanya sangat besar,” tuturnya.

3. Disambut meriah oleh warga Kongo

peta Republik Demokratik Kongo dan peta Kongo (globalr2p.org)

Kedatangan Paus ini sangat disambut meriah oleh warga Kongo yang sudah menunggu rangkaian kunjungan ini.

“Saya tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bertemu dengan Paus,” kata seorang warga Kongo.

Menurutnya, Paus selalu membawa pesan perdamaian dan Kongo sangat membutuhkannya.

Editorial Team