Pesan Paus Fransiskus di R20, Tolak Ekstremisme hingga Apresiasi Acara

Bali, IDN Times - Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Piero Pioppo, hadir menjadi pembicara dalam acara Forum Keagamaan R20 di Nusa Dua, Bali, mewakili Paus Fransiskus. Dalam pemaparannya, Paus mengapresiasi penyelenggara forum tokoh agama dunia ini.
"Saudara-saudari terkasih, saya menyampaikan salam hormat saya kepada semua yang berpartisipasi dalam Forum Keagamaan G20, dan saya mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah menyelenggarakan acara ini," ujar Piero, menyampaikan pesan Paus.
Apas saja pesan Paus Fransiskus selengkapnya untuk forum R20?
1. Penyelenggaraan R20 sudah tepat mendahului R20

Piero mengatakan pertemuan forum R20 yang mendahului KTT G20, memberikan kesempatan yang tepat, sebagai pemimpin dan perwakilan agama untuk bersama-sama merenungkan isu-isu dan kebutuhan tertentu yang bersifat mendesak pada masa sekarang ini.
"Yang paling nyata di antaranya adalah pertanyaan tentang peran agama dalam mencari solusi atas krisis yang dewasa ini tidak hanya menimpa individu, tetapi juga seluruh masyarakat, negara, dan komunitas internasional," ujar Piero.
Sebab di tengah masyarakat yang mengglobal, kata Piero, tradisi keagamaan dan kearifan yang agung terpanggil untuk membuktikan adanya warisan spiritual dan moral bersama, berdasarkan dua prinsip yakni transendensi dan persaudaraan (Pembacaan Deklarasi Akhir dan Kesimpulan Kongres, Nur-Sultan, 15 September 2022).
2. Dunia semakin ditandai dengan pengabaian Tuhan dan pelanggaran

Berbicara mengenai transendensi, kata Piero, mengingatkan masyarakat dunia bahwa aspirasi tertinggi manusia tidak dapat dikesampingkan dari kehidupan publik, dan hanya dikaitkan dengan ruang privat.
"Laki-laki dan perempuan di mana pun, meskipun memiliki budaya, bahasa, dan tradisi agama yang berbeda, mengajukan pertanyaan mendasar yang sama: Siapakah saya? Dari mana saya berasal? Mengapa ada ketidakadilan, kejahatan dan kematian di dunia? Apa yang terjadi setelah kehidupan ini berakhir?" kata dia.
Dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kata Piero, agama-agama dunia memanggil para pemuka agama untuk melihat melampaui ilusi otonomi mereka, dan membawa visi kepada Tuhan yang menciptakan manusia untuk menjadi satu keluarga manusia, serta yang menawarkan kehidupan dan harapan bagi semua.
"Sayangnya, dunia semakin ditandai dengan pengabaian Tuhan dan pelanggaran yang dilakukan atas nama-Nya. Kita harus menegaskan bahwa ekstremisme, radikalisme, terorisme, dan semua dorongan lain yang menciptakan kebencian, permusuhan, kekerasan, dan perang, apa pun motivasi atau tujuannya, tidak berkaitan dengan semangat autentik agama dan harus ditolak dengan cara yang paling tegas," tegas Piero.
Sebaliknya, kata dia, adalah tanggung jawab para pemuka agama sebagai individu beriman dan sebagai pemimpin komunitas mereka masing-masing, untuk mendorong jalan dialog timbal balik, cinta dan rekonsiliasi yang mengarah pada perdamaian sesuai rencana Yang Mahakuasa.
"Dalam hal ini, agama, sama sekali bukan penyebab berbagai krisis yang kita hadapi saat ini, melainkan menjadi bagian dari solusi," ujar Piero.
3. Paus mengajak tokoh agama dan umatnya memperkuat ikatan persaudaraan

Karena itu, Piero mengajak para tokoh agama agar senantiasa berusaha menjadi saksi dalam kehidupan sehari-hari dan tindakan nyata, "atas kebesaran iman kepada Tuhan yang menyatukan hati yang terpecah belah dan meninggikan jiwa manusia" (Dokumen Persaudaraan Umat untuk Perdamaian Dunia dan Kehidupan Bersama, Abu Dhabi, 4 Februari 2019).
"Namun, pada saat yang sama, kita tidak dapat menyatakan kesetiaan sejati kepada Allah jika kita tidak menunjukkan kasih kepada sesama manusia, khususnya kepada kaum papa dan paling rentan. Memperkuat ikatan persaudaraan merupakan kontribusi penting agama bagi tatanan sosial yang sehat," tutur dia.
Dalam hal ini, Piero mendorong upaya para pemuka agama untuk mempromosikan pembangunan manusia seutuhnya pada setiap perempuan dan laki-laki, membela hak-hak dasar dan martabat mereka. Terutama, karakter suci dan mutlak kehidupan manusia pada semua tahapnya, dan berkontribusi pada kehidupan bersama yang harmonis di antara semua anggota masyarakat dunia.
"Demikian juga, kita semua, terlepas dari agama tertentu yang kita anut, memiliki kewajiban moral untuk merawat bumi, yang merupakan rumah kita bersama, melestarikan keindahan karunia ciptaan ilahi bagi generasi sekarang dan masa depan. Dalam mengemban tanggung jawab tersebut, umat beragama akan sangat berkontribusi dalam membangun dunia yang semakin penuh persaudaraan, adil dan damai," kata dia.
Dua kontribusi khusus yang diberikan agama ini, kata Piero, semakin menyoroti peran yang sangat diperlukan dari dialog antaragama dalam menyembuhkan umat manusia yang terluka, membentuk etika kepedulian terhadap bumi, dan menabur benih harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Karena itu pula, Piero percaya bahwa diskusi dalam forum R20 ini, dalam semangat berdialog satu sama lain, akan bermanfaat bagi kebaikan bersama dengan mengingat pemeliharaan Tuhan untuk semua yang telah Dia ciptakan untuk umat manusia di mana pun berada, serta kebutuhan untuk meningkatkan ikatan solidaritas persaudaraan.
"Dengan cara ini, usaha Anda (tokoh agama) dapat berkontribusi untuk menyelesaikan berbagai krisis yang dihadapi umat manusia, dan dengan demikian benar-benar melayani demi kebaikan saudara-saudara kita," kata Piero.
"Dengan perasaan ini, saya sekali lagi mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus dan teriring doa untuk Anda semua. Bagi Anda masing-masing dan orang yang Anda cintai, saya memohon berkah berlimpah dari Yang Maha Tinggi," tegas Piero, menutup pesan Paus Fransiskus.