Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Irak Abdul Rashid dan Presiden Iran Ebrahim Raisi (Twitter.com/رئاسة جمهورية العراق)

Jakarta, IDN Times - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Khomeini, dan Presiden Iran, Ebrahim Raisi, menerima kunjungan Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada Sabtu (29/4/2023). 

Dalam pertemuan antara Khomeini dan Rashid, Pemimpin Tertinggi Iran itu mengecam kehadiran Amerika Serikat (AS) dan mengatakan bahwa AS tidak berteman dengan siapa pun. Bahkan AS disebut tidak setia dengan teman Eropanya.

Iran dan AS pernah sama-sama membantu Irak dalam mengalahkan ISIS. AS masih memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak.

1. Kehadiran pasukan asing tidak ada gunanya

Presiden Irak Abdul Rashid dan Presiden Iran Ebrahim Raisi (Twitter.com/رئاسة جمهورية العراق)

Sejak Saddam Hussein digulingkan, Iran atau AS bersaing mencari pengaruh di Irak. Ribuan tentara AS masih berada di negara tersebut usai memerangi ISIS dan kini memberikan pelatihan dan saran.

Dalam konferensi pers bersama yang digelar, Raisi mengecam kehadiran pasukan asing di Timur Tengah.

"Kami tidak menganggap kehadiran pasukan asing dan orang asing di kawasan itu berguna. Kehadiran AS mengganggu keamanan kawasan," kata Raisi, dikutip Al Monitor.

Raisi juga menjelaskan bahwa hubungan Teheran dengan Baghdad berdasarkan pada kepentingan bersama. Sedangkan AS, disebut oleh Raisi, hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri, bukan negara-negara di kawasan Timur Tengah.

2. Satu orang Amerika di Irak terlalu berlebihan

Editorial Team

Tonton lebih seru di