25 November: Hari Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan

Hanya 40 persen korban yang melapor atau cari bantuan

Jakarta, IDN Times - Setiap tanggal 25 November, diperingati sebagai Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Sudah sejak tahun 1981, PBB telah mengatur langkah dan upaya untuk menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.

Ini karena, perempuan sering dipandang sebagai warga kelas dua di banyak belahan dunia. Karena itu, perempuan sering menjadi sasaran kekerasan oleh lawan jenis, baik itu pasangan intimnya atau bukan.

Namun jalan panjang masih harus ditempuh untuk bersepakat menentukan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Baru pada tahun 2000, Majelis Umum menetapkan bahwa setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, berdasarkan pada resolusi PBB nomor 54/134.

1. Mirabal Sisters, tiga perempuan pejuang yang dibunuh rezim Rafael Trujillo

25 November: Hari Anti-Kekerasan Terhadap PerempuanIlustrasi (Unsplash.com/Becca Tapert)

Mengapa Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan jatuh pada tanggal 25 November? Para aktivis bersepakat menggunakan tanggal tersebut berdasarkan sejarah kelam yang berlangsung di Republik Dominika.

Saat itu, Dominika diperintah oleh Rafael Trujillo, seorang pemimpin diktator yang berkuasa sejak tahun 1930. Selama memerintah, Trujillo memang membawa modernisme ke Dominika.

Namun, "ada bahaya besar selama periode itu. Orang-orang menghilang, dipenjara dan dibunuh," kata Elizabeth Manley, seorang profesor sejarah di Xavier University of Louisiana, dikutip dari History.

Dalam perjuangan untuk melawan rezim Trujillo, banyak aktivis yang terlibat termasuk para perempuan. Yang paling terkenal adalah Mirabal Sisters, terdiri dari tiga orang. Mereka adalah Patria, Minerva, dan Maria Teresa Mirabal.

Mereka bertiga menjadi perempuan terdepan dalam melawan kediktatoran Trujillo. Rezim kemudian menangkap tiga bersaudara itu, beserta suaminya. Namun untuk memberi kelonggaran, para perempuan kemudian dibebaskan.

Pada tanggal 25 November 1960, ketika Mirabal Sisters akan menjenguk para suami di penjara, anak buah Trujillo mencegat mobil yang mereka kendarai. Sopirnya dibunuh, dan tiga perempuan itu dicekik dan dianiaya hingga meninggal.

Akhirnya, jenazah mereka dimasukkan ke dalam mobil, dan mobil itu didorong dari atas tebing sehingga kematian Mirabal Sisters terlihat seperti sebuah kecelakaan.

2. Ditetapkan pada tahun 2007

25 November: Hari Anti-Kekerasan Terhadap PerempuanIlustrasi kekerasan terhadap perempuan (Pexels.com/Anete Lusina)

Kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan masih menjadi masalah yang serius dan meluas di seluruh dunia. Perjuangan untuk memposisikan perempuan setara dengan lelaki sehingga tidak dipandang sebagai warga kelas dua, butuh jalan yang panjang.

Pada tahun 1979, Majelis Umum PBB mengadopsi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW). Secara umum, konvensi tersebut sering digambarkan sebagai undang-undang internasional tentang hak-hak perempuan.

Dilansir laman resmi PBB, dari konvensi itu diskriminasi terhadap perempuan diartikan sebagai "...setiap pembedaan, pengucilan atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin yang mempunyai akibat atau tujuan untuk mengurangi atau meniadakan pengakuan, penikmatan atau pelaksanaan oleh perempuan, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan laki-laki dan perempuan, hak asasi manusia dan kebebasan fundamental di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau bidang lainnya."

Majelis Umum PBB kemudian pada tahun 1993 mengadopsi Deklarasi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan melalui resolusi nomor 48/104. Ini membuka jalan menuju pemberantasan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.

Pada 7 Februari 2000, akhirnya Majelis Umum resolusi 54/134 yang secara resmi membuat ketetapan bahwa 25 November dijadikan sebagai hari internasional untuk Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan. 

Oleh karena itu, PBB mengundang pemerintah, organisasi internasional serta LSM bergabung bersama kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran publik tentang masalah tersebut setiap tahunnya.

Baca Juga: Sejarah dan Alasan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

3. Hanya 40 persen perempuan korban kekerasan yang mencari pertolongan

25 November: Hari Anti-Kekerasan Terhadap PerempuanIlustrasi kekerasan terhadap perempuan. (Pexels.com/RODNAE Productions)

Meskipun tanggal 25 November telah dijadikan sebagai hari anti kekerasan terhadap perempuan, namun sampai saat ini kekekerasan berbasis gender masih terus terjadi. Bahkan selama pandemik COVID-19, semakin perempuan banyak yang menjadi korban kekerasan.

Menurut UN Women, pada tahun 2020 lalu, dalam jangka waktu satu tahun, secara global, 243 juta perempuan dan anak perempuan dilecehkan oleh pasangan intim. Dari jumlah itu, diperkirakan hanya 40 persen korban yang mencari pertolongan atau melaporkannya.

Pada bulan Maret tahun 2021, WHO merilis sebuah laporan yang mengejutkan. Laporan yang dirilis persis beberapa jam setelah Hari Perempuan Internasional menyebutkan bahwa satu dari tiga perempuan secara global jadi sasaran kekerasan fisik atau seksual selama hidup mereka.

Dilansir CNN, Direktur Eksekutif Wanita PBB Phumzile Mlambo-Ngcuka saat itu mengatakan "sangat mengganggu bahwa kekerasan yang meluas oleh laki-laki terhadap perempuan ini tidak hanya tetap tidak berubah, tetapi juga paling buruk bagi perempuan muda berusia 15-24 yang mungkin juga ibu muda."

Dalam pernyataan WHO, "sekitar 736 juta (perempuan), menjadi sasaran kekerasan fisik atau seksual oleh pasangan intim atau kekerasan seksual dari non-pasangan, jumlah yang sebagian besar tetap tidak berubah selama dekade terakhir."

4. Ratusan perempuan dibunuh setiap hari dan jadi korban perdagangan manusia

25 November: Hari Anti-Kekerasan Terhadap PerempuanIlustrasi Perdagangan Perempuan (IDN Times/Mardya Shakti)

Masih banyak data dan fakta yang mengejutkan tentang kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak perempuan. Selain sekitar hanya 40 persen korban yang melaporkan atau mencari pertolongan, lebih dari 100 perempuan rupanya dibunuh setiap harinya.

Menurut UN Women, angka rinciannya adalah 137 perempuan dibunuh oleh anggota keluarga mereka setiap hari. Diperkirakan dari 87.000 perempuan yang sengaja dibunuh pada tahun 2017, lebih dari setenganya dilakukan oleh pasangan atau anggota keluarga.

Selain itu, perempuan dan anak perempuan juga banyak yang diperdagangkan untuk tujuan eksploitasi seksual. Sebanyak 49 persen korban perdagangan manusia adalah perempuan dewasa.

Dan selama pandemik COVID-19, ketika negara-negara melakukan penguncian (lockdown), kekerasan terhadap perempuan semakin meningkat dari pasangannya. Pergerakan yang terbatas, isolasi sosial dan ketidakamanan faktor ekonomi telah meningkatkan kerentanan perempuan terhadap kekerasan di seluruh dunia.

5. Gerakan Melawan Kekerasan Berbasis Gender selama 16 Hari

25 November: Hari Anti-Kekerasan Terhadap PerempuanIlustrasi (Unsplash.com/Ehimetalor Akhere Unuabona)

Perempuan adalah salah satu pilar utama sebuah negara. Kekerasan terhadap perempuan akan berdampak negatif terhadap kesejahteraan umum dan mencegah perempuan dapat berpartisipasi penuh dalam masyarakat.

Selama Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, ada kegiatan yang berlangsung selama 16 hari. Acara tersebut dimulai pada tanggal 26 November sampai tanggal 10 Desember, hari Hak Asasi Manusia.

UN Women untuk tahun ini mengambil tema acara 16 hari tersebut “Orange the World: End Violence against Women Now!”

Rangkaian acara 16 hari itu telah berlangsung sejak tahun 1991 yang diprakarsai oleh para aktivis di Institut Kepemimpinan Global Perempuan. Ini menjadi strategi untuk berkampanye secara luas guna menyerukan pencegahan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.

Baca Juga: Sejarah dan Alasan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya